Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menegaskan akan meningkatkan kewaspadaannya jelang perhelatan politik yang dilakukan di Indonesia, yaitu Pemilukada yang akan dilaksanakan serentak pada 9 Desember 2015.
Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo menegaskan, peningkatan kewaspadaan itu terutama dalam maraknya peredaran uang palsu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Nanti kalau ada pilkada langsung itu kadang-kdang bisa agak meningkat peredaran uang palsu‎, ini yang kita coba waspadai," kata Agus di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Maraknya peredearan uang palsu ini sudah menjadi tren khusus di Indonesia, dimana setiap kali perayaan pemilu peredaran semakin meningkat. Hal ini berdasarkan hasil temuan BI pada perayaan-perayaan sebelumnya.
Baca Juga
Terlebih lagi,‎ pemilukada ini melibatkan masyarakat-masyarakat di daerah yang notabene masih minim pengetahuan mengenai cara membedakan uang palsu dan uang asli.
Demi mengantisipasi hal itu, hari ini Bank Indonesia menandatangani nota kesepakatan dengan Kejaksaan Agung untuk dapat berjalan bersama dalam pencegahan beredarnya uang-uang palsu ini.
"Jadi, kami juga ingin melakukan kerjasama kalau ada modus yang jelek, kita bisa mesti deteksi, ini yang kami kerjasamakan dengan Kejaksaan Agung," tutup Agus.‎
Sebelumnya, BI mengungkapkan bahwa rasio peredaran uang palsu pada 2015 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2014 lalu.
Di tahun ini, jumlah uang palsu yang ditemukan oleh Bank Indonesia mencapai 15 lembar uang dalam setiap 1 juta lembar uang. Sedangkan di tahun lalu, jumlah uang palsu yang ditemukan tercatat hanya 12 lembar uang palsu dalam setiap 1 juta lembar uang.
"Uang palsu rasio 15 lembar per satu juta. Jadi rasionya kami ukur, jadi membanding jumlah dengan asli," jelas Deputi Gubernur BI, Ronald Waas.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dengan kenaikan peredaran uang palsu tersebut. Apalagi menjelang Lebaran biasanya juga terjadi kenaikan jumlah uang palsu yang ditemukan.
Agar tak mudah tertipu, Ronald melanjutkan, uang palsu yang beredar ini sebenarnya mudah terdeteksi dengan cara 3D yakni dilihat, diraba dan diterawang.
Untuk mengantasipasi peredaran uang palsu, Ronald mengatakan telah menjalin kerja sama dengan pihak Kepolisian. Menurutnya, meningkatkan rasio peredaran uang palsu karena aparat melakukan penindakan sebelum uang itu sempat beredar ke masyarakat. "Dan atas kerjasama polisi kenapa jumlah besar karena banyak menemukan yang belum beredar," katanya.
(Yas/Gdn)
Advertisement