Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2015 yang tercatat 4,67 persen dan kuartal I 2015 yang sebesar 4,72 persen.
Menteri Perdagangan, Thomas Lembong menyambut baik pertumbuhan ekonomi pada kuartal III ini. Pasalnya dia sempat menduga pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun akan terus mengalami penurunan.
"Terus terang itu berita yang lumayan positif. Saya pribadi dari beberapa bulan lalu selalu agak konservatif. Saya kemarin prediksi perlambatan akan terus, artinya pertumbuhan jatuh terus," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Baca Juga
Menurutnya, jika pertumbuhan pada kuartal III ini telah mengalami kenaikan dibanding kuartal II, hal ini memperlihatkan bahwa ekonomi Indonesia mulai menunjukan tanda-tanda kestabilan. "Kalau sudah ada tanda-tanda stabilisasi merupakan kabar yang menggembirakan," tandasnya.
Seperti diketahui, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen. Sementara nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Negara untuk periode Juli-September 2015 senilai Rp 2.311,2 triliun.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto, mengungkapkan, ‎realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini lebih baik dibanding pencapaian di kuartal sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat 4,73 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal III ini sebesar 4,71 persen. Sementara nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) di angka Rp 2.311,2 triliun dan atas dasar harga berlaku (ADHB) di angka Rp 2.982,6 triliun," katanya.
Namun menurut Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi tersebut masih melambat karena tekanan faktor eksternal dan internal. Dari dalam negeri, ada beberapa penyebabnya, seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah pada kuartal III 2015 serta menurunnya realisasi penerimaan pajak.
"Yang membuat lebih tinggi dibanding kuartal I dan II adalah karena belanja pemerintah meningkat, terutama belanja barang 34 persen dan belanja modal naik sampai 58,10 persen. Serta inflasi terkendali 6,83 persen secara tahunan pada September 2015," paparnya.
Sedangkan dari faktor eksternal, menurutnya, perekonomian Indonesia masih tertekan karena melambatnya ekonomi dunia di kuartal III. Hal itu terjadi akibat pelemahan harga komoditas primer dan ekonomi banyak negara mengalami kontraksi atau tekanan. ‎
"Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung melemah, seperti ekonomi AS tumbuh 2 persen dari sebelumnya 2,7 persen. Tiongkok pun merosot dengan pertumbuhan 6,9 persen dari 7 persen dan Singapura dengan pelemahan ekonomi dari 1,7 persen menjadi 1,4 persen," ungkap Suhariyanto. Â (Dny/Gdn)