Sampoerna Agro Operasikan Pembangkit Listrik dari Limbah Sawit

Biogas merupakan energi terbarukan yang tepat untuk penyediaan listrik masa depan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Des 2015, 15:45 WIB
Diterbitkan 17 Des 2015, 15:45 WIB
20151014- Ilustrasi Kelapa Sawit
Ilustrasi Kelapa Sawit

Liputan6.com, Jakarta - PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) resmi mengoperasikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTB) berbasis limbah cair sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) dengan kapasitas 4 Mega Watt (MW). Pembangkit tersebut berlokasi di Sumatera Selatan.

Presiden Direktur PT Sampoerna Agro Tbk, Ekadharmajanto Kasih‎ mengatakan, biogas merupakan energi terbarukan yang tepat untuk penyediaan listrik masa depan guna meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi nasional yang akan dicapai pada tahun 2025," kata Eka, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (17/12/2015).


Menurut Eka, pemanfaatan limbah cair sawit melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biogas menjadi solusi bagi daerah-daerah sekitar perkebunan yang sampai saat ini belum mendapat akses listrik PLN yang berkecukupan.

"Kami mendukung program akselerasi penggunaan energi terbarukan oleh Pemerintah tersebut melalui pengembangan pembangkit biogas kami di Sumatera Selatan," tuturnya. 

Eka menjelaskan, pembangkit biogas di Kabupaten Ogan Komerling Ilir, Palembang, Sumatera Selatan tersebut menerapkan teknologi methane capture yang dihasilkan dari aktivitas bakteri pengurai limbah cair dari pabrik kelapa sawit yang kemudian dialirkan sebagai bahan bakar ke unit pembangkit listrik.

Methane merupakan salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Selain itu, emisi GHG yang dihasilkan dari kedua Pabrik Kelapa Sawit Permata Bunda dan Selapan jaya dapat dikurangkan sekitar 88 persen atau 65 juta kg CO2 dalam periode satu tahun.

Hingga akhir November yang lalu, dua pembangkit biogas perseroan telah berhasil melayani kebutuhan energi listrik di setidaknya 20 desa atau lebih dari 2.000 KK melalui jaringan listik PLN karena justru sebagian besar dari kapasitas terpasang disediakan untuk kebutuhan masyarakat sekitar.

“Kami mendukung percepatan program elektrifikasi pedesaan yang ditargetkan tercapai 100 persen pada tahun 2019 oleh Pemerintah Republik Indonesia. Ini adalah langkahkonkrit dari komitmen kami sebagai pelaku energi bersih terbarukan," pungkas Eka. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya