Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan memberlakukan penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9 persen mulai 1 Januari 2016. Dalam rangka optimalisasi penyaluran KUR, pemerintah akan menambah jumlah bank penyalur kredit bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UKM).
"Per 1 Januari 2016 sudah mulai KUR ritel dan mikro dengan tingkat bunga 9 persen," ucap Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (28/12/2015).
Tingkat bunga KUR ritel, mikro dan kredit bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 9 persen tahun depan turun dari ketetapan pemerintah sebesar 12 persen di 2015. Sedangkan KUR bisa diakses masyarakat dengan bunga 22 persen pada 2014.
Baca Juga
Menurut Bambang, plafon dana penyaluran KUR disesuaikan dengan kemampuan perbankan. Selama ini tiga bank yang ditunjuk pemerintah menyalurkan kredit bagi pelaku UKM tersebut, adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk.
"Tergantung kemampuan bank, seperti BRI paling besar untuk kredit mikro, sedangkan kredit ritel disalurkan Bank Mandiri dan Bank BNI," tegasnya.
Pemerintah, kata Bambang, akan menambah jumlah bank penyalur KUR di tahun depan, spesifiknya adalah bank swasta dengan pertimbangan kriteria khusus. Kriteria salah satunya melihat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL).
"Keputusan kita akan tambah bank penyalur, mungkin bank swasta. Kita akan lihat kriterianya, seperti rekam jejak realisasi NPL dan apakah dia punya track record cukup bagus di kredit mikro, karena yang kami tambah kredit mikronya," jelas Bambang.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Mikro dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bank Mandiri, Tardi mengungkapkan, pemerintah menargetkan penyaluran KUR senilai Rp 100 triliun secara nasional di 2016.
"Tahun depan kita dapat plafon penyaluran KUR Rp 11 triliun-Rp 13 triliun. Sementara tahun ini Rp 3,2 triliun dan sudah terserap 100 persen," papar Tardi.(Fik/Ndw)