Ini Masalah Pembangkit Nuklir di Luar Negeri

masalah limbah nuklir tersebut diklaim belum sanggup diselesaikan sampai dengan hari ini

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Jan 2016, 21:32 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2016, 21:32 WIB
Hungaria-Rusia 'Gandeng Tangan' Bangun PLTN
Hungaria dan Rusia kerjasama membuat PLTN, tertuang dalam tiga buah Kesepakatan dokumen utama. Berikut rinciannya.

Liputan6.com, Jakarta Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menyisakan sampah atau limbah radioaktif yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan begitu, limbah-limbah ini harus dicarikan tempat paling aman untuk menyimpan sampah nuklir tersebut sampai puluhan tahun lamanya.

Direktur Eksekutif Intitute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, masalah limbah nuklir tersebut diklaim belum sanggup diselesaikan sampai dengan hari ini. Pasalnya, sampah nuklir itu harus disegel di tempat aman dan disimpan.

"Siapa bilang bangun PLTN mudah. Limbah PLTN saja tidak bisa diselesaikan. Itu kan harus disimpan sampai puluhan tahun. Amerika Serikat, Korea, Jerman dan Prancis saja pusing menyimpan limbah di mana," tegas Fabby di Jakarta, Minggu (10/1/2016).

Sejauh ini, kata Fabby belum ditemukan cara paling tepat untuk menyimpan dengan aman limbah nuklir itu. "Kecuali teknologi generasi visi 4 yang katanya bisa dikelola limbahnya," ucapnya.

Apalagi Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi menyangsikan kemampuan Indonesia dalam membangun PLTN. "Tidak rasional lagi Indonesia membangun PLTN karena sudah tidak ada lagi area yang aman dari bencana alam, salah satunya gempa," katanya.

Menurut Rinaldy, ada dua daerah di Indonesia yang sangat memungkinkan untuk dibangun pembangkit nuklir, yakni Bangka Belitung (Babel) dan Kalimantan. Pasalnya dua lokasi tersebut merupakan daerah paling aman dari gempa. Tapi belum lama ini, terjadi gempa di Babel dan Kalimantan.

"Jadi sudah tidak ada area di Indonesia yang sekarang bebas dari gempa. Padahal gempa adalah ancaman besar dari pembangkit nuklir, seperti retak atau pecah," ujarnya. (Fik/Zul)

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya