Apa Prediksi Lembaga Keuangan Internasional soal Yuan?

Pemerintah China telah melakukan intervensi besar di pasar uang.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jan 2016, 13:57 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2016, 13:57 WIB
20151130-Mata-Uang-Yuan-AY
Seorang teller menunjukan mata uang Yuan di Jakarta, Senin (30/11). Dana Moneter Internasional (IMF), Senin (30/11), resmi memasukan yuan, atau renminbi, ke dalam special drawing rights (SDR) sebagai mata uang elite dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Omni Partners, salah satu hedge fund di London memperkirakan mata uang China yuan dapat melemah 15 persen pada 2016 bahkan lebih jika negara tersebut memiliki krisis.

Chris Morrison, Kepala Riset Omni Macro Fund menyatakan Yuan telah jatuh ke level terendah dalam lima tahun pada pekan lalu. Yuan berada di posisi 7 atau 7,5 per dolar AS.

Hal itu membalikkan apresiasi dan beriringan dengan penyusutan di pasar negara berkembang lainnya.  Yuan telah merosot 1,4 persen ke level 6,59 per dolar AS. Morrison melihat kalau pelemahan yuan berpotensi lebih besar dalam jangka panjang.

"Sementara pemerintah China telah melakukan intervensi besar-besar di pasar uang, tetapi akhirnya mereka tak dapat melawan fundamental ekonomi," ujar Morrison seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (11/1/2016).

Sejumlah lembaga keuangan internasional lainnya juga memprediksi kalau yuan masih melemah pada 2016. Goldman perkirakan dolar AS akan berada di posisi 7 per yuan pada akhir 2016. Level itu naik dari posisi 6,5 per yuan.

Goldmand Sachs menilai, mata uang  China turun tipis di awal tahun baru. Pelemahan yuan diperkirakan berlanjut pada 2016. Depresiasi lebih lanjut tersebut mengingat kondisi siklus ekonomi tertekan.

Mata uang melemah, bursa saham fluktuaktif ditambah pertumbuhan ekonomi melambat membuat pemerintah China menghadapi kerumitan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, sisi lain pelemahan yuan dapat mendorong ekspor China.

"Ini mencerminkan kondisi pandangan kalau pembuat kebijakan China merasa nyaman dengan level moderat (Perkiraan kami menunjukkan sekitar 2,5 persen) untuk depresiasi. Dolar AS kemungkinan menguat lebih lanjut terhadap mata uang lainnya pada 2016," tulis Goldman Sachs.

Sedangkan ABN Amro merevisi target pelemahan yuan menjadi 6,7 per dolar AS dari posisi 6,55. Macquarie Bank Ltd memprediksi yuan di posisi 6,7 per dolar AS.

Standard Chartered Plc memangkas pelemahan yuan menjadi 6,62 pada pertengahan 2016 dan 6,56 per dolar AS pada akhir 2016.

Pada kamis pekan lalu, bank sentral China atau the People's Bank of China (POBC) menetapkan tingkat referensi yuan jatuh paling dalam selama lima bulan terendah sejak 2011. Namun bank sentral China mengintervensi untuk menahan penurunan yuan pada akhir pekan lalu.

Bank sentral China menetapkan tingkat referensi yuan terhadap dolar AS di level 6,56 pada awal pekan ini. Ini menunjukkan mata uang China sedikit menguat dari penetapan pada Jumat pekan lalu.

"Para pembuat kebijakan tampaknya mencoba untuk mengendalikan harapan depresiasi agar yuan lebih kuat dari akhir pekan lalu," tulis Goldmand Sachs. (Ahm/Igw)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya