Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan Bandar Udara (Bandara) Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, Kamis (14/1) pagi. Presiden berangkat langsung dari Bogor dan tiba di lokasi pembangunan dengan pesawat helikopter Superpuma TNI pukul 08.26 WIB.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan yang mendampingi Presiden Jokowi mengatakan, bahwa pembangunan Bandara Kertajati sudah direncanakan pada tahun 2003, dan mulai dikerjakan secara fisik atas dukungan pendanaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) pada 2013.
Menurut Menhub, bandara ini dirancang memiliki desain panjang runway 3.000 meter dengan lebar maksimum 60 meter. ”Ini runway yang sangat besar dan untuk ukuran internasional karena untuk ukuran internasional pun jarang sekali ada runway yang lebarnya 60 meter,” kata Jonan seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Kamis (14/1/2016).
Jonan menyebutkan, di Indonesia runway paling panjang itu ada di Bandara Hang Nadim, Batam, dengan panjang 4.000, tapi lebarnya 45 meter. “Kalau 60 meter itu bisa digunakan untuk pesawat besar komersial yaitu Airbus A380,” terang Jonan.
Baca Juga
Tentang jadwal pembangunan, menurut Menhub, tahun ini coba diselesaikan air side. Jika Gubernur Jawa Barat setuju, pembangunan akan diteruskan untuk terminalnya. Sehingga akhir 2017 atau awal 2018, diharapkan Bandara Kertajati itu bisa segera dioperasikan, atau selambat-lambatnya pertengahan 2018 bisa segera dioperasikan.
Jonan menambahkan, pembangunan bandara ini diharapkan bisa menjadi kota metropolis yang mandiri sehingga dapat membangun daerah Majalengka dan sekitarnya.
Sejauh ini, lanjut Jonan, sudah dibangun runway sepanjang 2.500 dari rencana 3.000 meter. Dengan demikian, runway ini sudah bisa didarati pesawat, jika sudah terpasang kelengkapan sertifikasi dan peralatan navigasi. “Tapi saat ini akan dilakukan pembangunan terlebih dahulu,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Majalengka Sutrisno menjelaskan, sudah tidak ada permasalahan pada pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Kertajati itu.
Diakui, masih ada 1800 hektare dari 3200 hektare untuk aeropolis city yang harus dibebaskan, dan diharapkan bisa selesai pada tahap berikutnya. “Kalau bisa Februari sudah diselesaikan semuanya, ” kata Sutrisno.
Bupati Majalengka berharap adanya dampak positif dari pembangunan Bandara Kertajati bagi perekonomian masyarakat.
Lebih lanjut, Bupati mengatakan tidak ingin karena pembangunan ini masyarakat Majalengka justru menjadi mati, dan menghilangkan ciri khas kota Majalengka sebagai daerah pertanian.
Selain itu, Bupati berharap agar permasalahan lahan bisa segera selesai, karena menurutnya, lahan yang berada di sekitar bandara tidak akan bisa dibangun atau ditanami padi kembali. (Gdn/Nwd)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6