Masyarakat RI Belum Siap Risiko Saat Investasi

Sekitar 92 persen investor menganggap dana simpanannya di tabungan dan deposito sebagai investasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Feb 2016, 20:40 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2016, 20:40 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa menyimpan dana di tabungan dan deposito merupakan sebuah investasi. Hal itu ditunjukkan dari survei Manulife Investor Sentimen Index, yang dirilis pada Kamis (4/2/2016.

Berdasarkan survei tersebut, sekitar 92 persen investor masih menganggap dana simpanannya di tabungan dan deposito sebagai investasi dan sisanya delapan persen tidak.

Tak hanya itu, survei itu juga menyatakan kalau investor menganggap dana tunai dan emas sebagai metode perlindungan terbaik untuk menghadapi kejadian yang tidak diharapkan.

Dalam survei itu juga menunjukkan kalau investor juga sebagian besar mengalokasikan asetnya di dana tunai. Survei yang dilakukan pada kuartal IV 2015 ini menyebutkan kalau 46 persen investor mengalokasikan dana di dana tunai dan deposito dari posisi kuartal IV 2014 di kisaran 41 persen. Lalu alokasi aset lainnya ditempatkan di lain-lain mencapai 24 persen.

Presiden Direktur PT Manulife Aset Managemen Legowo Kusumonegoro menuturkan, penempatan alokasi aset lain-lainnya bisa seperti di investasi di lukisan dan emas, serta obligasi. Lalu ketiga terbesar disusul oleh asuransi yang mencapai 12 persen.

Legowo melihat alokasi aset sebagian besar ditempatkan di deposito itu menunjukkan kalau masyarakat Indonesia belum tahu rencana keuangan dan tak ada pendekatan realistis untuk mengelola keuangan. Ditambah, masyarakat Indonesia juga belum mau belajar untuk meningkatkan kecerdasan keuangan.

"Masyarakat juga belum memahami kalau imbal hasil itu seperti apa dan belum berani ambil risiko jadi komposisi terbesar di deposito untuk alokasikan asetnya," kata Legowo, Kamis (4/2/2016).

Padahal menurut Legowo, konsep menabung dan investasi itu berbeda. Konsep menabung ini tak lepas dari didikan orang tua seperti menyimpan uang dalam celengan. Kalau ada kebutuhan mendadak maka dapat diambil uang dari tempat tabungan.

Akan tetapi seiring waktu dan zaman berubah, Legowo menilai konsep menabung berubah apalagi ditempatkan di bank. Dengan taruh di bank maka dapat bunga. Tak hanya itu memindahkan uang ke bank dapat mudah mengambil dana dengan anjungan tunai mandiri (ATM). Hal ini membuat adanya pergeseran konsep menabung.

"Konsep menabung jadi melemah karena dana cair dapat dimanfaatkan kapan pun dengan ATM. Jadi konsep menabung alami pergeseran dari irit justru menabung memanfaatkan uang," kata Legowo.

Selain itu, Legowo mengatakan bila menabung di deposito juga dikurangi pajak dan ada risiko inflasi. "Jadi riil investasinya bisa negatif karena value nya tak naik,"  ujar Legowo.

Sementara itu, kalau investasi itu harus mempunyai tujuan. Nah 30 persen investor pun tidak tahu tujuan investasinya. Legowo menambahkan, investasi itu harus mempunyai tujuan dan biasanya jangka panjang. Investasi jangka panjang itu untuk meningkatkan value.

"Dalam kondisi pasar seperti apa pun ketika pasar kelihatannya tidak menguntungkan, investor disarankan untuk tetap melakukan investasi pada beragam portofolio dari pada hanya menyimpan dananya di tabungan dan deposito," kata Legowo. (Ahm/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya