Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan terjadi peningkatan penjualan hingga 30-40 persen saat tahun baru China atau Imlek. Peningkatan tersebut terjadi di pusat perbelanjaan yang dekat hunian masyarakat yang merayakan Imlek.
Ketua APBBI Ellen Hidayat mengatakan ketika Imlek berlangsung masyarakat keturunan Tionghoa bakal membeli pakaian baru. Tak sekadar itu, tempat-tempat kuliner juga bakal diserbu.
‎
Baca Juga
"Kalau Imlek, lihat-lihat lokasi malnya karena dihuni berdekatan hunian merayakan omzet, bisa naik 30 persen bahkan 40 persen baik traffic atau omzet dari tenant," kata dia Jakarta, Senin (8/2/2016).
Advertisement
Ellen mengatakan Imlek merupakan momen baik untuk menggenjot penjualan. Dia mengatakan asosiasi mengimbau supaya anggotanya memberikan potongan harga melalui tenant-nya.
Baca Juga
APPBI menyatakan telah mendukung perayaan Imlek dengan memberikan dekorasi seperti lampion. Tak sekadar itu, pihak asosiasi juga memberikan hiburan, seperti pertunjukan barongsai dan liong.
"Untuk mendapatkan konsumen, karena habis Imlek dua minggu kemudian low season. Maret-April itu low season. Kalau orang cerdik tenant harus habis-habisan karena uang banyak beredar," tutur Ellen.
Ellen memperkirakan untuk pusat perbelanjaan yang tidak berdekatan dengan hunian Tionghoa hanya terjadi kenaikan sekitar 20 persen. Meski tidak signifikan, kenaikan itu ditopang oleh libur panjang.
"Kalau komunitas yang tidak merayakan Imlek, tetapi long weekend, mungkin naik 15-20 persen," ujar dia. (Amd/Ahm)