Liputan6.com, Jakarta - ‎PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memasang target penjualan sepeda motor sebesar 2 juta unit pada tahun ini. Angka tersebut lebih meningkat 200 ribu unit jika dibandingkan realisasi penjualan pada 2015.
Asisten General Manager Marketing YIMM Mohammad Masykur mengatakan, pada 2015 lalu, pihaknya memasang target penjualan mencapai 2,55 juta unit. Namun hingga akhir tahun realisasi penjualan hanya mencapai 1,8 juta unit.
Baca Juga
"Realisasi tahun lalu 1,8 juta unit. Tahun lalu tidak mencapai target, target kita 2,55 juta unit. Faktornya karena demand-nya memang betul-betul turun, sangat drastis, karena daya beli konsumen sangat kurang," ujarnya di Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Advertisement
Â
Baca Juga
Masykur mengungkapkan, target 2 juta unit pada tahun ini merupakan angka yang realistis. Pasalnya, daya beli masyarakat di 2016 ini dinilai masih belum membaik sehingga jika pun ada kenaikan penjualan, kenaikannya diperkirakan tidak signifikan.
"Result Januari belum ada, jadi kita belum bisa beri gambaran. Hanya target Yamaha di 2016 itu sekitar 2 juta, ini untuk semua jenis motor. Jadi kalau pun naik mungkin tidak banyak dari tahun kemarin. Makanya kita target hanya 2 juta‎," kata dia.
Untuk mencapai target penjualan tersebut, lanjut Masykur, pada tahun ini Yamaha merilis tiga varian baru dari jenis matic dan motor gede (moge). Selain itu, Yamaha juga masih terus menggenjot penjualan matic andalannya, yaitu Mio.
"Kemarin sudah tiga (produk baru), Fino, Aerox dan Xabre. Tapi andalan masih di segmen matic, Mio masih jadi andalan. Harapannya tahun ini lebih bagus dari tahun lalu," katanya.
Tidak Ada PHK
Meski ekonomi sedang sulit dan target tidak tercapai, Yamaha, lanjut Masykur tidak berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. Masykur membantah adanya kabar tersebut.
"Di Yamaha tidak ada sama sekali (PHK). Coba di tanya ke serikat pekerja yang bicara seperti itu dapat datanya dari mana, kita tidak ada rencana PHK," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jika pun ada karyawan yang sudah tidak lagi bekerja, karyawan tersebut bersifat kontrak yang sudah habis masa kontraknya. Hal tersebut sifatnya normal dan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Artinya yang sudah karyawan kemudian tiba-tiba di PHK itu tidak ada. Kalau sudah habis kontrak kemudian tidak bekerja itu kan normal, ya mau bagaimana lagi. Itu reguler, ada aturannya, berapa tahun atau berapa bulan tergantung jenis pekerjaannya," kata dia.
Selain itu, Masykur juga memastikan penjualan sepeda motor pada tahun lalu yang tidak mencapai target tidak menyebabkan perusahaan melakukan pengurangan tenaga kerja. ‎Pada 2015, realisasi penjualan sepeda motor tahun lalu hanya mencapai 1,8 juta unit dari target yang ditetapkan sebesar 2,55 juta unit.
‎"Penjualan juga tidak mempengaruhi," tandasnya.