BUMN‎ Korsel Bangun Infrastruktur Gas di Sumsel Rp 15 Triliun

BUMN Korea Selatan akan membangun infrastruktur jaringan gas di Sumatera Selatan dan Bali, serta PLTG senilai US$ 1,1 miliar.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Feb 2016, 12:45 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2016, 12:45 WIB
20160108-BKPM-Siapkan-5-Strategi-Jakarta-AY
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani memberikan keterangan terkait strategi kejar target investasi 2016, Jakarta (8/1). BKPM menyiapkan 5 langkah strategi mendukung pertumbuhan investasi tahun 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terkait pengembangan beberapa proyek.

Proyek yang akan dikerjasamakan antara lain pembangunan 202 kilometer (km) jaringan gas di Sumsel dan 118 km jaringan gas di Bali. Selain itu, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan rencana investasi senilai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,2 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan, proyek yang akan digarap BUMN Korsel tersebut akan memiliki nilai strategis karena Sumsel dikenal sebagai provinsi lumbung energi nasional.

Dengan keberadaan jaringan gas ini maka sumber daya gas di Sumsel dapat teralirkan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.

“Energi merupakan salah satu sektor strategis. Perusahaan itu juga akan membangun PLTG yang akan menambah kapasitas pembangkit listrik yang ada di Indonesia. BKPM baik melalui kantor perwakilannya yang ada di Seoul dan tim marketing investasi untuk wilayah Korea akan mengawal
minat investasi ini agar segera direalisasikan,” ujar dia di Jakarta, Jum’at (26/2/2016).

Franky menilai, Korsel merupakan salah satu negara yang menjadi sumber investasi di Indonesia. Dalam 5 tahun terakhir, negara ini sangat aktif melakukan penetrasi usaha ke Indonesia.

Dari catatan BKPM, investasi yang masuk dari Korsel mencapai US$ 1,2 miliar di sepanjang tahun lalu. Realisasi ini tumbuh 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015, nilai investasi Korsel ke Indonesia mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi sektor industri logam mencapai 45 persen.

Lebih lanjut Franky menjelaskan, BKPM akan menyediakan end-to-end services untuk
investor Korea Selatan yang siap menanamkan modal di Indonesia. “Mulai dari awal mengurusi perizinan hingga konstruksi dan kemudian beroperasi, kalau ada problem baik itu terkait pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat diinformasikan kepada kami sehingga dapat dicarikan solusinya,” papar dia.

Pejabat Promosi Investasi IIPC Seoul Imam Soejoedi, sebelumnya mendampingi 7 investor Korea Selatan untuk melakukan match making dengan mayoritas bergerak di sektor energi dengan rencana investasi mencapai US$ 490 juta.

Investasi tersebut terdiri dari dari sektor solar energi sebesar 50 Mw di Medan dengan nilai investasi US$ 250 juta. Kemudian industri komponen dengan rencana investasi US$ 10 juta.

Rencana investasi LNG terminal dan distribusi gas sebesar US$ 200 juta dan biomas dengan kapasitas 10 MW dengan nilai investasi US$ 30 juta.

“Harapannya minat investasi tersebut dapat segera direalisasikan sehingga berkontribusi positif pada pencapaian target investasi nasional tahun ini sebesar Rp 594,8 triliun,” pungkas dia. (Yas/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya