Harga Minyak Sentuh Level US$ 40 per Barel

Ada harapan produsen minyak untuk membekukan produksi telah mengangkat harga minyak hingga sentuh level tertinggi sejak akhir 2015.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Mar 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 05:00 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak berjangka reli di awal pekan ini dipicu sentimen harapan produsen minyak akan membatasi pasokan. Selain itu, data ekonomi yang baik juga memicu harapan ada peningkatan permintaan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April meningkat US$ 1,98 atau 5,5 persen ke level US$ 37,90 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga tersebut tertinggi sejak malam Natal tahun lalu. Sementara itu, harga minyak mentah Brent naik US$ 2,12 atau 5,5 persen menjadi US$ 40,84 per barel di London's ICE Future exchange.

"Pasar semakin menguat dengan kondisi harga minyak telah jatuh. Kondisi tersebut juga memaksa pasar dan produsen untuk membatasi produksi seiring pasokan minyak berlebih. Sentimen positif akan menguasai pasar yang telah naik 40 persen dari posisi level terendah pada 2016," ujar Phil Flyn, Analis Senior Price Futures Group seperti dikutip dari Marketwatch, Selasa (8/3/2016).

Kenaikan harga minyak ini didorong dari pernyataan pejabat Timur Tengah soal kondisi harga minyak. Menteri Energi Uni Emirat Arab mengatakan, kondisi harga minyak sekarang memaksa semua pemasok untuk membekukan produksinya.

"Ini tidak masuk akal bagi siapa saja untuk meningkatkan produksi dengan harga sekarang. Ini semua berita baik untuk menyeimbangkan pasar. Kita hanya perlu bersabar," ujar Suhail al-Mazrouei.

Harga minyak telah naik dalam beberapa pekan terakhir setelah Rusia, Arab Saudi, Venezuela dan Qatar sepakat untuk membekukan produksinya. Ini sebagai upaya untuk mendukung harga minyak. Langkah itu pun telah mendorong harga minyak Brent naik lebih dari tujuh persen sepanjang 2016.

Namun pergerakan harga minyak juga tergantung dari organisasi selain OPEC dan anggota non-OPEC. "Risiko besar bila dalam pertemuan organisasi menghasilkan kekecewaan sehingga dapat membuat harga minyak kembali jatuh," kata Analis Barclays Kevin Norrish.

Di awal pekan ini, laporan Energy Information Administration (EIA) juga memperkirakan kalau produksi minyak shale gas Amerika Serikat (AS) akan turun 160 ribu barel per hari pada April.

Pelaku pasar akan mengambil isyarat dari laporan data perdagangan China dan prospek energi jangka pendek oleh EIA pada Selasa pekan ini. (Ahm/Ndw)

 

Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya