Neraca Perdagangan RI Surplus US$ 1,14 Miliar di Februari

Sementara secara kumulatif (Januari-Februari), surplus neraca perdagangan mencapai US$ 1,15 miliar.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Mar 2016, 11:58 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 11:58 WIB
BPS
Ilustrasi BPS (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Februari 2016 surplus sebesar US$ 1,14 miliar. Dengan komposisi nilai ekspor sebesar US$ 11,3 miliar sementara impor US$ 10,16 miliar.

"Pada Februari, selama 5 tahun terakhir surplus paling tinggi. Tahun 2015 surplus US$ 6,62 juta dan di 2016 sebesar US$ 1,14 miliar," jelas Kepala BPS Suryamin di kantornya, Selasa (15/3/2016).

Sementara secara kumulatif (Januari-Februari), surplus neraca perdagangan mencapai US$ 1,15 miliar.

Adapun nilai ekspor nasional pada Februari 2016 mencapai US$ 11,3 miliar, naik bila dibandingkan Januari sebesar US$ 10,50 miliar. Namun bila dibandingkan Februari 2015, nilai ekspor bulan ini turun 7,18 persen.

Ekspor migas pada Februari naik 4,7 persen, sementara non migas 8,97 persen. "Karena harga komoditas internasional, yang potensi ekspor kita masih belum menunjukkan peningkatan pada posisi 2015," tambah dia.

Dia menyebutkan, secara volume (year on year), total ekspor Februari turun 3,67 persen. Dengan nilai ekspor migas meningkat 6,22 persen. 

Hal ini didorong kenaikan produksi minyak mentah, yang naik 42,32 persen (yoy). Angkanya dari 1.250 ton menjadi 1.459 ribu ton. Kenaikan juga terjadi pada komoditas gas.

Sementara secara kumulatif, ekspor Januari-Februari sebesar US$ 21,78 miliar. Ekspor terbesar disumbang dari produksi lemak dan minyak hewan nabati.

Sedangkan nilai impor pada bulan ini sebesar US$ 10,16 miliar, turun 2,91 persen dibandingkan Januari. Dengan impor migas naik 8,79 persen menjadi US$ 1,22 miliar dari sebelumnya US$ 1,11 miliar.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya