Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan perusahaan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan asal Singapura berminat menanamkan modalnya di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 13,75 triliun (dengan kurs Rp 12.500 per US$).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, ‎ perusahaan -perusahaan tersebut akan mengembangkan limbah menjadi listrik, karena memiliki teknologi pemrosesan sampah/limbah cair pembuangan industri kelapa sawit untuk dikonversikan menjadi listrik tenaga Biogas.
Baca Juga
"Mereka mengincar lokasi-lokasi di mana banyak terdapat Industri Pengolahan Kelapa Sawit, karena proyek ini akan terintegrasi dengan industri pengolahan kelapa sawit," kata Franky, di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Advertisement
Franky menuturkan, investor tersebut akan membangun sekitar 100 titik lokasi di Indonesia, khususnya Kalimantan dan Sumatera. Â
Â
Baca Juga
Hasil dari pembangkit tenaga listriknya selain untuk digunakan oleh industri pengolahan kelapa sawit sendiri juga akan dijual ke masyarakat melalui perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PT PLN (Persero).
Dengan ada pembangkit listrik tenaga biogas ini, diharapkan akan mengurangi ketergantungan untuk penggunaan batu bara sebagai sumber energi dan menurunkan secara signifikan pembuangan limbah industri pengolahan kelapa sawit ke lingkungan.
"Ini merupakan industri yang strategis karena dapat menggunakan industri pengolahan kelapa sawit," tutur Franky.
Franky menuturkan, minat investasi dari Singapura menunjukkan minat terhadap peluang-peluang investasi di Indonesia masih cukup besar.
Dari data BKPM 2015, nilai investasi yang masuk dari Singapura mencapai angka US$ 5,9 miliar dengan jumlah proyek mencapai 3.012. Sementara komitmen investasi Singapura tercatat naik 68 persen menjadi US$ 16,3 miliar.
Sementara Pejabat Promosi Investasi Kantor perwakilan BKPM (IIPC) di Singapura Ricky Kusmayadi menambahkan pihaknya siap untuk terus mengawal secara intensif dan memfasilitasi realisasi investasi perusahaan tersebut di Indonesia.
"Singapura merupakan salah satu negara kontributor investasi terbesar di Indonesia, oleh karena itu, kami akan mengupayakan semaksimal mungkin agar minat investasi yang telah disampaikan dapat terealisasi," ujar dia. (Pew/Ahm)