RI Ajak Investor Singapura Tanam Duit di Luar Jawa

Nilai investasi Singapura di Indonesia mencapai US$ 5,8 miliar atau yang tertinggi di kelompok penanaman modal asing.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Jul 2015, 18:37 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2015, 18:37 WIB
Ilustrasi Investasi
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berencana menggelar pertemuan untuk mempromosikan Indonesia kepada para pengusaha multinasional yang berbasis di Singapura. Upaya ini bertujuan memacu penanaman modal asal Negeri Singa, khususnya di daerah luar Jawa.

Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis mengatakan, ada peluang besar bagi Indonesia untuk mempromosikan, bertemu dan melakukan pembicaraan dengan pengusaha-pengusaha di Singapura. Pemerintah atau instansi terkait di Negara tersebut akan memfasilitasi pertemuan ini.

"Ada kesempatan emas buat kita meningkatkan investasi dari Singapura di Indonesia, arahnya ke Luar Jawa. Sebab investor meminati investasi di sektor infrastruktur, manufakturing termasuk hilirisasi dan kemaritiman," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (23/7/2015).

Dari catatan Azhar, nilai [investasi Singapura](2240788  "") mencapai US$ 5,8 miliar atau yang tertinggi di kelompok Penanaman Modal Asing (PMA). Dari realisasi itu, sekira 60 persen-70 persen merupakan kegiatan penanaman modal di daerah Batam-Bintan-Karimun.

"Mereka (investor Singapura) selama ini tahunya cuma Batam-Bintan-Karimun karena kan dekat dengan Singapura. Tapi kita mau arahkan ke Makassar, Manado dan lainnya, jadi nanti kita promosikan, undang mereka ke daerah tersebut," terangnya.

Dalam hal ini, kata Azhar, pihak Singapura dan Indonesia akan membentuk tim yang dapat memfasilitasi permasalahan investasi di kedua negara. Indonesia akan memfasilitasi perusahaan Singapura yang mau menanamkan modal di Tanah Air, dan sebaliknya.

"Kan kita tahu, misalnya bank kita enggak mudah buka bank di sana. Sedangkan bank Singapura punya cabang banyak di sini. Di bandara Changi saja belum ada ATM bank nasional, padahal banyak investor sini mau benamkan modal di sana. CIMB Niaga contohnya sudah banyak di sini. Jadi ini yang perlu dibahas," jelasnya.

Soal keterbatasan infrastruktur di luar Jawa, tambah dia, itu adalah tantangan terbesar pemerintah Indonesia. Namun pemerintah menjanjikan insentif berupa tax allowance bagi investor yang membangun infrastruktur sendiri untuk menopang kegiatan penanaman modalnya.

"Kalau nunggu listrik, pembangkit atau pelabuhan dari kita ya lama. Jika ingin berinvestasi sumber daya alam, mau enggak mau memang di luar Jawa, jadi mereka banyak yang bangun sendiri pelabuhan, pembangkit listrik dan kita tawarkan tax allowance," papar Azhar. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya