Blue Bird: Kami Moda Transportasi Berbasis Aplikasi Pertama di RI

Tidak tingginya peningkatan pemesanan Blue Bird melalui aplikasi karena memang manajemen tidak fokus pemasaran di satu sektor.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Mar 2016, 16:46 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2016, 16:46 WIB
20151118-Blue BiRd In-Taxi Intertaiment (ITE)-Jakarta-Angga Yuniar
Layar In-Taxi Intertaiment (ITE) yang berada di dalam taksi Blue Bird, Jakarta, Rabu (18/11/2015). Kehadiran ITE diharapkan dapat memperkaya pengalaman serta hiburan kepada penumpang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Blue Bird Group mengklaim menjadi moda transportasi yang memiliki fasilitas pemesanan berbasis aplikasi pertama di Indonesia. Blue Bird memiliki aplikasi online yang sudah dikeluarkannya sejak 2011.

Direktur Blue Bird Group Sigit‎ Priawan Djokosoetono‎ menjelaskan, Blue Bird telah menawarkan layanan melalui aplikasi jauh sebelum adanya beberapa moda transportasi berbasis aplikasi yang lain. Aplikasi yang dimiliki oleh Blue Bird bisa diunduh di BlackBerry ataupun Android.

"Kami ini sebenarnya yang punya aplikasi pertama di Indonesia, bisa di BlackBerry dan kemudian di Android, antisipasi ya kita sebenarnya sudah ada," kata Sigit di Jakarta, Jumat (18/3/2016).

Dari sejak dikeluarkan, diakui Sigit pengguna jasa Blue Bird yang melakukan pemesanan melalui aplikasi terus mengalami peningkatan. Hanya saja peningkatannya tidak sebesar moda transportasi lainnya.

Tidak tingginya peningkatan pemesanan Blue Bird melalui aplikasi tersebut karena memang manajemen tidak fokus pemasaran di satu sektor, melainkan di beberapa cara, seperti diantaranya pengadaan pool taxi di beberapa pusat keramaian.

"Namun kami akui, seiring perkembangan zaman, aplikasi kita perlu ada perbaikan, paling tidak lebih mudah, sama seperti yang ada saat ini," tegas dia.

‎Sigit menambahkan sebagai moda transportasi yang sudah lama berdiri, dirinya tidak akan melakukan penurunan tarif demi bersaing dengan moda transportasi berbasis online. Namun peningkatan pelayanan menjadi strateginya.

"Kami itu punya market sendiri, dan kami terus bermain di service, contoh kita Oktober tahun lalu keluarkan taxi modal MPV, pakai Mobilio, itu salah satu bentuk peningkatan pelayanan kita," papar Sigit.

Hanya saja, Sigit meminta kepada pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan untuk berlaku adil terhadap moda transportasi sejenis. Jika melanggar Undang-Undang, dirinya meminta untuk segera ditindak.

Blue Bird selaku penyedia jasa transportasi mengaku siap bersaing dengan ‎pelaku industri transportasi berbasis apliasi seperti Uber Taxi dan GrabCar, atau penyedia jasa transportasi lainnya yang mengandalkan sistem aplikasi.

Direktur Utama Blue Bird Purnomo Prawiro mengungkapkan, Blue Bird terbukti selalu mampu menghadapi dinamika persaingan bisnis dengan menerapkan berbagai inovasi. "Dengan perkembangan dan kompetisi industri yang terjadi dewasa ini, Blue Bird siap berkompetisi dan pengalaman kami bertahun-tahun membuktikan bahwa perusahaan justru tumbuh signifikan ketika ada kompetitor baru," kata dia.

Namun demikian, menurut Purnomo, dalam menjalani itu tentu persaingan harus terjadi dalam iklim industri yang berada dalam kesetaraan regulasi (same level playing field). (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya