Buka Sidang Tahunan, JK Saksikan Guyana Jadi Anggota IDB ke-57

Dalam pembukaan sidang tahunan ke-41 ini, anggota negara IDB kini bertambah satu, yakni Guyana.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Mei 2016, 20:05 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2016, 20:05 WIB
Pembukaan IDB (Fiki/Liputan6.com)
Pembukaan IDB (Fiki/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali menjadi tuan rumah Sidang Tahunan Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB) k‎e-41. Ribuan peserta dari 56 negara anggota IDB berpartisipasi untuk menyukseskan gelaran internasional yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 15-19 Mei 2016.

Meski sudah berjalan selama 2 hari, event internasional ini baru dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla malam ini (17/5/2016). Hadir Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Presiden IDB Ahmad Mohammed Ali, dan delegasi dari negara-negara anggota IDB.

Dari pantauan Liputan6.com, JK memasuki ruang acara pembukaan pada pukul 19.30 WIB. Dengan komitmen penyetoran modal, Guyana resmi menjadi anggota negara IDB ke-57.

"Kita sambut Guyana menjadi negara anggota IDB ke-57. Guyana bisa mendapatkan pendanaan untuk membiayai program-program pemerintahannya," kata Menkeu Bambang.

Bambang sebelumnya mengungkapkan, sebagai salah satu pendiri sekaligus anggota IDB, Indonesia berharap besar kepada Lembaga Keuangan tersebut untuk lebih berperan memberikan pembiayaan di sektor infrastruktur dan sektor lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

"Komitmen pembiayaan dari IDB untuk Indonesia nilainya US$ 5,2 miliar. Itu untuk jangka waktu lima tahun," ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan Bambang, pemerintah Indonesia akan menandatangani perjanjian kerjasama Member Country Partnership Strategy (MCPS) dengan IDB. Penandatanganan tersebut akan dilakukan pada malam ini saat pembukaan Sidang Tahunan IDB ke-41. Melalui MCPS ini, IDB akan mendukung Indonesia khususnya dalam pembangunan infrastruktur fisik dan program sosial kemasyarakatan.

"MCPS merupakan kerjasama IDB dengan pemerintah Indonesia untuk pembangunan infrastruktur dan pendidikan tinggi. Inilah fokus Indonesia yang sudah disepakati IDB selaku pemberi pinjaman," kata Bambang.

Bambang merinci, adapun tiga program utama yang masuk dalam MCPS Indonesia-IDB. Pertama, penataan area kumuh dengan pendanaan senilai US$ 364,4 juta. Kedua, pengembangan Universitas Islam dengan nilai US$ 176,5 juta. Dan ketiga, perluasan dan pengembangan jaringan listrik dengan dana sebesar US$ 330 juta.

"Tentunya masih ada proyek lain yang bisa mendapatkan pendanaan. Dengan sendirinya sektor prioritas akan mendapat alokasi dana lebih besar," terangnya.

Staf Ahli Menteri Keuangan Andin Hadiyanto sebelumnya mengungkapkan, jumlah peserta yang hadir sebanyak 2.700 partisipan. Dia mencatat, delegasi 56 negara anggota IDB yang sudah teregistrasi 1.100 partisipan.

"Pertama kalinya juga negara tuan rumah untuk mengundang lokal partisipan hingga 1.600 orang. Dari kalangan pemerintah, akademisi, masyarakat umum," ucapnya.

Rangkaian sidang tahunan IDB dibagi dalam ‎6 topik besar, yaitu, koordinasi dan kerjasama teknis untuk pembangunan antar negara-negara anggota, inisiatif pembangunan ketahanan ekonomi bagi negara anggota, memajukan investasi syariah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.‎

Topik lainnya, pembiayaan syariah yang inovatif untuk pengentasan kemiskinan, pasar syariah mikro bagi keuangan inklusif, serta pendekatan syariah dalam pendanaan infrastruktur.

Sidang Tahunan IDB ke-41 menghadirkan 29 side events berupa diskusi dan seminar. Isu yang dibahas pembangunan ekonomi dan manusia, infrastruktur, krisis air, pemanfaatan teknologi, transportasi ramah lingkungan sampai peran perempuan dalam sistem keuangan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya