Bangun Kilang di Tuban, Rosneft Rogoh Kocek US$ 13 Miliar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menggandeng perusahaan asal Rusia, Rosneft untuk membangun kilang minyak di Tuban.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Mei 2016, 17:49 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2016, 17:49 WIB
Pertemuan antara pemerintah Indonesia dengan CEO Rosneft Igor Sechin, di Hotel Rodisson Blu, Sochi, Rusia, Jumat (20/5/2016). (Foto:Silvanus Alvin/Liputan6.com)
Pertemuan antara pemerintah Indonesia dengan CEO Rosneft Igor Sechin, di Hotel Rodisson Blu, Sochi, Rusia, Jumat (20/5/2016). (Foto:Silvanus Alvin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sochi - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menggandeng perusahaan asal Rusia, Rosneft untuk membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Indonesia pun diberi kesempatan menggarap ladang minyak di Negeri Beruang Merah itu.

"Mereka menekankan betul-betul berharap dapat kerja sama dengan Pertamina untuk bangun kilang minyak di Tuban. Kita sudah bicara cukup dalam," kata Menteri BUMN Rini Soemarno, usai one on one meeting dengan CEO Rosneft Igor Sechin, di Hotel Rodisson Blu, Sochi, Rusia, Jumat (20/5/2016).

"Rosneft ada komitmen bahwa Pertamina bisa partisipasi di ladang-ladang minyak di Rusia. Itu yang kami harapkan dan sekarang dilakukan due dilingence (studi kelayakan) di ladang minyak yang tepat untuk kami," tambah dia. Kerja sama ini akan diresmikan melalui penandatanganan kesepakatan pada Kamis 26 Mei, diJakarta.

Dari perusahaan-perusahaan Rusia yang menemui Jokowi, baru Rosneft saja yang memiliki komitmen penuh untuk merealisasikan rencana investasi di Indonesia.

"Jadi investasi ini nilainya US$ 13 miliar, untuk Tuban saja. Penekanan presiden bagaimana selain bangun kilang, dibangun juga storage untuk cadangan nasional," tegas Rini.

Indonesia, lanjut Rini, akan mendapat dua ladang minyak untuk digarap di Rusia. Diharapkan cadangan total dari ladang tersebut mencapai 200 juta barel, dengan produksi per hari mencapai 35 ribu barel.

"Jadi ini joint venture, dan sangat bagusnya mayoritas Pertamina, 55 persen Pertamina dan 45 persen Rosneft," tutur mantan Menteri Perdagangan dan Perindustrian itu.

Dari pihak Rosneft sendiri, hanya minta kepastian agar pemerintah terkait sewa di Tuban dengan jangka waktu 30 tahun plus 10 tahun, dan diperpanjang lagi selama 10 tahun. Jokowi pun meyakinkan akan ada perpanjangan selama dalam kerja sama saling menguntungkan.

"Kita targetkan dapat pembangunan full 2018, Presiden tekankan harusnya bisa dilakukan di akhir 2017. Mereka beri janji kepada presiden, akan kerja sekeras mungkin untuk bisa capai yang diharapkan," tandas Rini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya