Pernyataan Yellen Kembali Tekan Rupiah

Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen menyatakan kemungkinan besar bank sentral akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Mei 2016, 12:27 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 12:27 WIB
20151229-Transaksi-Rupiah-AY
Teller menghitung uang rupiah di Bank Bukopin Syariah, Jakarta, Selasa (29/12). Rupiah kembali melemah, di tengah sepinya transaksi jelang libur Tahun Baru Hingga akhir pekan, pergerakan rupiah diperkirakan masih terbatas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed masih menjadi sentimen utama yang menekan nilai tukar rupiah.

Mengutip Bloomberg, Senin (30/5/2016) rupiah dibuka di angka 13.627 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan pada Jumat kemarin yang ada di level 13.587 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.578 per dolar AS hingga 13.653 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.641 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan Jumat lalu yang ada di angka 13.575 per dolar AS.

Pada perdagangan di awal pekan ini, hampir semua mata uang di negara berkembang tertekan terhadap dolar AS. Mata Uang Won Korea Selatan mengalami tekanan paling dalam pada perdagangan di awal pekan ini dengan melemah 1,1 persen pada pukul 1.53 waltu Seoul Korea Selatan. Pelemahan won ini lebih besar dibandingkan dengan Ringgit Malaysia dan juga rupiah.

Pelemahan mata uang di negara berkembang ini masih disebabkan tekanan dari Dolar AS yang menguat. Sama seperti pekan sebelumnya, penguatan dolar AS karena rencana kenaikan suku bunga the Fed.

Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen menyatakan bahwa kemungkinan besar bank sentral akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Pertanyaan dari Yellen ini menguatkan pernyataan dari dewan gubernur lainnya.

"Kenaikan suku bunga the Fed ini akan membuat penarikan dana dari negara-negara berkembang," jelas analis BDO Unibank Inc, Jonathan Ravelas. Ia melanjutkan, bebebrapa negara berkembang kemungkinan akan menguji titik terendahnya seperti yang terjadi pada awal Januari lalu.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih menguat hingga penutupan Jumat sore bersamaan dengan pelemahan dolar AS yang merata terhadap kurs di Asia. Akan tetapi, dolar AS kembali menguat menyusul pernyataan Yellen yang berpeluang mengembalikan tekanan pelemahan terhadap rupiah di awal minggu ini.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya