Kadin Usul Pemerintah Buka Keran Impor Sapi dari Brasil

Impor sapi indukan dan bakalan itu untuk mengurangi ketergantungan dengan Australia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Jun 2016, 16:58 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2016, 16:58 WIB
20160613-Hari Kedelapan Ramadan, Harga Daging Sapi Belum Sesuai Harapan Pemerintah
Pedagang menunggu pembeli di los daging Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (13/6). Memasuki hari kedelapan bulan Ramadan, harga daging sapi di pasar Jakarta masih berkisar Rp 120.000/kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka keran impor sapi indukan dan bakalan dari negara lain demi menurunkan harga.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pangan Strategis Juan Permata Adoe mengungkapkan, pemerintah dapat mengambil langkah itu demi mengurangi ketergantungan impor daging sapi dari Australia dalam jangka panjang.

"Impor sapi saja sebanyak banyaknya dari negara tidak hanya Australia. Impor saja dari Brasil, kita gemukkan di sini. Di sana produksi sapi itu melimpah," ujar Juan di Thamrin City, Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Ia menuturkan, kebijakan impor daging yang dilakukan pemerintah ini tidak mampu menurunkan harga daging sapi segar yang saat ini ada di pasaran seharga Rp 120 ribu per kilogram (kg).

Juan menuturkan, masyarakat Indonesia mencapai 80 persen lebih menyukai daging sapi segar. Sementara yang diimpor pemerintah adalah daging sapi beku yang langsung siap jual di masyarakat. Menurut dia, kebijakan yang paling tepat ialah memperbanyak stok sapi hidup.

Dari hasil kajian Badan Pusat Statistik (BPS), Juan mengaku para peternak sapi di Indonesia berjumlah 5 jutaan orang. Sementara jumlah sapi di dalam negeri sebanyak 12 juta ekor. Dengan demikian, masing-masing peternak memelihara 2 ekor sapi.

"Kalau mau memenuhi kebutuhan daging masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya 250 juta jiwa, jumlah itu tidak cukup. Kita harus bikin peternak itu gemukkan 100 sapi," kata dia. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya