Skenario Pemerintah Hadapi Subsidi Listrik Membengkak

PLN membutuhkan tambahan sekitar Rp 57 triliun bila 18 juta pelanggan 900 VA masih nikmati subsidi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Jun 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2016, 18:00 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Ancaman krisis listrik sistem Jawa-Bali yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 2018, kini diproyeksikan terjadi pada 2016. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Subsidi listrik terancam membengkak dengan ada usulan pembatalan pencabutan subsidi ‎listrik golongan 900 Volt Amper / VA pada 2016 oleh Komisi VII DPR ke Badan Anggaran (Banggar). Melihat kondisi itu, Berapa subsidi tersebut akan membengkak?

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir mengungkapkan, ‎jika 18 juta  golongan pelanggan 900 VA yang mampu tersebut masih menikmati subsidi hingga akhir 2016 maka subsidi listrik akan membengkak. PLN membutuhkan tambahan Rp 57 triliun. Sedangkan saat ini, subsidi listrik hanya Rp 38,39 triliun. "Perlu tambahan Rp 57 triliun tadi," kata Sofyan, di Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Sementara itu, Menteri Energi Sumber Daya Mineral/ESDM Sudirman Said mengatakan, Pemerintah telah membuat skenario tambahan subsidi listrik disesuaikan dengan waktu  pencabutan subsidi ‎listrik golongan 900 VA‎.


‎"Itu kita sudah membuat skenario, kalau diputuskan sekarang subsidinya maka subsidinya berapa. Tidak ada angka baru. Angka itu berbeda tergantung mau kapan digesernya," tutur Sudirman.

Komisi VII DPR telah memutuskan tidak ada tambahan subsidi listrik pada RAPBN-P 2016, setelah Kementerian ESDM mengusulkan penambahan subsidi dari Rp 38,39 triliun menjadi Rp 57,18 triliun. Usulan tambahan tersebut karena penundaan pencabutan subsidi ‎listrik golongan 900 VA‎ yang masuk golongan mampu.

Seperti yang dikutip dari data skenario pencabutan subsidi listrik kementerian ESDM‎, jika pencabutan subsidi listrik dilakukan Juli maka membutuhkan subsidi Rp 59,04 triliun atau membutuhkan tambahan subsidi Rp 20,65 triliun. Jika dilakukan pada Agustus membutuhkan subisidi Rp 60,30 triliun atau membutuhkan tambahan subsidi Rp 21,91 triliun. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya