Harga Minyak Turun Dipicu Bangkitnya Produksi Nigeria dan Kanada

Bangkitnya pasokan Nigeria akan memberikan tekanan pada harga.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 01 Jul 2016, 05:06 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 05:06 WIB
Dolar Menguat, Harga Minyak Sentuh Level US$ 50
Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak jatuh pada hari Kamis, tertekan dengan kembalinya produksi Nigeria dan Kanada dan karena para pedagang tampak untuk membukukan keuntungan menjelang libur panjang akhir pekan di Amerika Serikat.

 Goldman Sachs mengatakan, menambahkan bahwa pemadaman yang disebabkan oleh kebakaran hutan Kanada akan berakhir pada bulan September.

Produksi minyak OPEC telah meningkat pada bulan Juni ke level tertinggi dalam sejarah. Sebuah survei Reuters menunjukkan, produksi Nigeria sebagian pulih dari serangan militan dan Iran dan Teluk anggota meningkatkan pasokan.

Produksi minyak di Nigeria telah meningkat menjadi sekitar 1,9 juta barel per hari (bph) dari 1,6 juta, karena perbaikan dan kurangnya serangan besar baru pada jaringan pipa di wilayah Delta, perusahaan minyak negara, pada Senin.

Pasar berada di tengah-tengah putaran profit taking menjual menjelang libur panjang akhir pekan di Amerika Serikat, dan likuiditas perdagangan cenderung untuk mulai menurun sejak Kamis sore, kata Dominick Chirichella, partner senior di Institut Manajemen Energi.

Dilansir CNBC, Jumat (1/7/2016) Harga minyakk acuan Brent turun 89 sen per barel atau 1,8 persen ke level US$ 49,72. Naik dari dua sesi sebelumnya. Sementara harga minyak AS menetap 3,1 persen lebih rendah atau atau US$ 48,33.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya