Ketakutan Brexit Mereda, Harga Minyak Kembali Menguat

Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik 66 sen atau 1,4 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Jul 2016, 05:03 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2016, 05:03 WIB
Harga Minyak
Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik 66 sen atau 1,4 persen.

Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali naik pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta) dan membukukan kenaikan terbaik dalam sebulan terakhir. Pendorong kenaikan harga minyak adalah meredanya kekhawatiran penurunan permintaan yang merupakan dampak dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit).

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (2/7/2016), Harga minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik 66 sen atau 1,4 persen ke angka US$ 48,99 per barel di New York Mercantile Exchange. Dalam sepekan terakhir, harga minyak telah menguat US$ 1,35 per barel atau 2,8 persen yang merupakan kenaikan terbesar dalam satu pekan jika dihitung sejak Mei.

Sedangkan untuk harga minyak Brent, yang merupakan patokan harga minyak dunia, ditutup naik 64 sen atau 1,3 persen ke angka US$ 50,35 per barel di ICE Futures Europe. Dalam sepekan ini harga minyak Brent menguat 1,31 per barel atau 2,7 persen dan menjadi penguatan terbesar sejak Mei.

"Pelaku pasar mulai sadar dan tidak terus berlarut-larut dampak dari Brexit. Antisipasi langsung dilakukan sesaat setelah hasil dari referendum diumumkan," jelas kepala Riset Tradition Energy Gene McGillian. "Tidak akan ada yang berubah setidaknya sampai tiga hingga enam bukan ke depan," lanjut dia.

Sentimen lain yang mendorong kenaikan harga minyak adalah potensi pemogokan pekerja minyak di Norwegia dan krisis di sektor energi Venezuela.

Rencana mogok akan dilakukan oleh 7.500 pekerja migas di Norwegia. Para pekerja menuntut adanya penyesuaian pendapatan. Dengan adanya mogok kerja tersebut tentu saja akan membatasi jumlah atau kapasitas produksi di negara tersebut. Norwegia merupakan salah satu produsen utama migas di Eropa.

Menurut Badan Energi Internasional, Norwegia mampu memproduksi 1,96 juta barel per hari pada Mei kemarin. Angka tersebut 2,1 persen dari produksi minyak dunia.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya