Kenapa Uang Pribadi dan Bisnis Jangan Disatukan?

Saat bisnis sudah mulai menjadi besar, maka sudah saatnya kamu perlu mulai memisahkan keuangan pribadi dan bisnis kamu.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 25 Jul 2016, 19:31 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 19:31 WIB
Kenapa Uang Pribadi dan Bisnis Jangan Disatukan?
Kenapa Uang Pribadi dan Bisnis Jangan Disatukan?

Liputan6.com, Jakarta - Apakah saat ini kamu sudah memiliki usaha sendiri? Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, memulai usaha sendiri bisa dilakukan dengan mudah, murah, dan modal ringan.

Ketika bisnis yang kita mulai masih kecil, mungkin arus kas maupun catatan keuangan disatukan dengan keuangan pribadi agar tidak ribet.

Saat bisnis sudah mulai menjadi besar, maka sudah saatnya kamu perlu mulai memisahkan keuangan pribadi dan bisnis kamu.

Coba cek beberapa penjelasan utama mengapa keuangan keuangan pribadi dan bisnis jangan dicampuradukkan seperti dikutip dari HaloMoney.co.id, Senin (25/7/2016):

1. Menyediakan dana untuk kebutuhan bisnis yang pas

Ini merupakan salah satu penyebab vital yang dapat membuat keuangan pribadi maupun bisnis kamu berantakan. Saat omzet bisnis kamu masuk ke rekening pribadi, kamu merasa memiliki banyak uang dan tidak sengaja membelanjakan sebagian untuk keperluan pribadi.

Apa yang terjadi? Kemungkinan kamu bisa tekor untuk bisnis kamu karena jumlah dana yang tersedia di rekening kamu tidak cukup untuk pengeluaran bisnis kamu.

Memisahkan rekening pribadi dengan rekening bisnis memiliki alasan yang sama dengan memisahkan rekening transaksi harian dan rekening tabungan: mencegah kamu secara tidak sengaja menggunakan uang tersebut untuk keperluan pribadi.

2. Mempermudah dalam perhitungan pajak

Ketika kamu menggabungkan pencatatan keuangan bisnis dan pribadi, kamu akan kesulitan untuk memisahkan mana transaksi yang dilakukan untuk bisnis kamu dan mana yang bukan. Misalnya, bisa saja kamu tidak sengaja memasukkan bonus dari kantor Rp 5 juta ke dalam penghasilan lain-lain di bisnis kamu.

Berdasarkan konsep pajak penghasilan, kalau laba bersih kamu semakin besar, otomatis jumlah pajak yang kamu bayarkan akan lebih tinggi.

Apabila keuangan kamu pribadi dan bisnis kamu tercampur, jumlah pajak usaha yang kamu bayarkan bisa kebesaran. Sayang kan?

Baca juga: 5 Deal Terbaik untuk Hemat Kebutuhan Back To School si Kecil

Ambil keputusan

3. Bisa mengambil keputusan pribadi maupun bisnis yang lebih tepat

Sejalan dengan alasan-alasan sebelumnya, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih tepat kalau kamu memisahkan keuangan pribadi dan bisnis kamu.

Dari sisi keuangan pribadi, kamu bisa mengukur berapa sebenarnya jumlah kas yang tersedia untuk pengeluaran rutin, berapa jumlah yang bisa kamu tabung atau hemat, dan sebagainya.

Di sisi lain, kamu juga bisa mengambil keputusan yang tepat saat menjalankan bisnis. Misalnya, kamu jadi mengetahui dengan pasti berapa saldo uang di bisnis kamu saat ini untuk menentukan jenis pengeluaran yang akan kamu lakukan dengan bisnis kamu untuk minggu depan.

Baca juga: 5 Cara Cerdas Membantu Anak Memanfaatkan Angpao Lebaran

4. Membantu dalam menganalisa keuangan bisnis kamu

Apakah kamu ingin bisnis kamu tetap berjalan stagnan tanpa adanya peningkatan? Dalam dunia bisnis, salah satu langkah awal untuk memulai pengembangan bisnis adalah dengan menganalisa transaksi dan kinerja bisnis kamu.

Kalau kamu mencampurkan pencatatan keuangan pribadi dan bisnis kamu, membuat perencanaan untuk mengembangkan bisnis kamu akan lebih sulit dilakukan.

Bisa saja sih kamu memisahkan transaksi yang tercatat di bank satu per satu, tapi hal ini memakan waktu yang lama dan masih ada potensi kamu tidak sengaja menyertakan transaksi pribadi ke dalam transaksi bisnis kamu.

Bagi kamu yang sedang mencari modal untuk membuka bisnis sendiri, kamu bisa memanfaatkan fasilitas kredit tanpa agunan (KTA). Untuk mempermudah kamu menemukan produk KTA yang tepat, gunakan situs perbandingan produk keuangan populer seperti HaloMoney.co.id untuk melakukannya. (Ndw/Ahm)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya