Begini Cara Konsumen Cegah Krisis Listrik

Krisis listrik yang membayangi Indonesia dapat ditanggulangi oleh masyarakat sendiri yang jadi pengguna listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Jul 2016, 14:48 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 14:48 WIB
Krisis listrik yang membayangi Indonesia dapat ditanggulangi oleh  masyarakat sendiri yang jadi pengguna listrik.
Krisis listrik yang membayangi Indonesia dapat ditanggulangi oleh masyarakat sendiri yang jadi pengguna listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis listrik yang membayangi Indonesia dapat ditanggulangi oleh masyarakat sendiri yang menjadi pengguna listrik. Caranya dengan mengatur konsumsi listrik.

Anggota Pakar P‎rakarsa Jaringan Cerdas Indonesia Parno Isworo mengatakan, pemadaman bergilir di Sumatera Utara disebabkan krisis listrik yang terjadi beberapa waktu lalu sebenarnya tidak perlu terjadi.

‎"Bayangkan kejadian di Sumatera Utara, krisis listrik sore listrik mati. Beberapa tempat terpaksa dipadamkan secara bergilir padahal sebenarnya tidak perlu," kata Parno, di kantor sekretariat Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia, Jakarta, Senin (25/7/2016).

Parno mengungkapkan, pemadaman karena krisis bisa dihindari, ‎jika PT PLN (Persero) bisa mengarahkan masyarakat untuk berhemat dalam mengkonsumsi listrik.

Hal tersebut sempat terjadi pada 2005, ketika Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)  Muara Karang berkapasitas 600 Mega Watt (MW) berhenti beroperasi, sehingga wilayah Jawa Bali terancam krisis listrik.

Pada waktu itu, jumlah pelanggan PLN di wilayah Jawa Bali  sebanyak 25 juta dengan konsumsi listrik mencapai 15 ribu MW, ‎namun PLN saat itu tidak melakukan pemadaman bergilir.

Akan tetapi cara yang dipilih dengan mengimbau masyarakat melakukan penghematan listrik sebanyak 40 Watt per pelanggan. Dengan begitu ada listrik sebesar 1.000 MW yang berhasil dihemat dan krisis listrik dapat terhindari.

"Kalau pembangkit tidak cukup maka terpaksa mati. Pemadaman bergilir bisa dihindari kalau pelanggan mematikan yang tidak perlu. Waktu itu kita kampanye 40 Watt, dari 25 juta pelanggan bisa hemat 1000 MW," tutur Parno.

Menurut mantan Direktur Keuangan PLN, dengan cara kerja sama PLN dan pengguna listrik dapat menghindari krisis, selain itu juga dapat menunda pembangunan pembangkit. Cara tersebut juga masuk dalam‎ jaringan pintar (Smart Grid).

"Jadi istilah krisis tidak ada lagi, karena pelanggan dan suplier bekerjasama, konsep ini menghindari krisis‎, menunda pembangunan pembangkitan. Jadi smart grid merupakan komunikasi pelanggan dan PLN, jadi manfaatnya pelanggan tidak mengalami pemadaman bergilir jika memenuhi keinginan PLN," tutur Parno. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya