Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

Dongeng di Indonesia telah menjadi bagian budaya dan tradisi lisan yang telah diwariskan secara turun-temurun

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 20 Mar 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 09:00 WIB
Sejuta Manfaat Dongeng bagi Anak
Ilustrasi membacakan dongeng. (dok. Pixabay/Novi Thedora)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Dongeng Sedunia atau World Storytelling Day diperingati setiap 20 Maret. Peringatan ini bertujuan untuk mengapresiasi manfaat mendongeng dalam pendidikan anak, termasuk membentuk karakter anak.

Dongeng di Indonesia telah menjadi bagian budaya dan tradisi lisan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bahkan, di Indonesia juga ada peringatan Hari Dongeng Nasional setiap 28 November. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari lahir legenda dongeng Indonesia, Drs. Suyadi atau Pak Raden.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima dongeng Indonesia terpopuler:

1. Bawang Merah dan Bawang Putih

Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih menjadi salah satu cerita dongeng yang paling populer di Indonesia. Mengisahkan seorang janda dengan dua anak perempuan, Bawang Merah dan Bawang Putih.

Bawang Merah digambarkan sebagai orang yang sangat malas, sombong, dan suka iri hati. Sementara Bawang Putih adalah sosok yang baik hati, rajin, dan selalu sabar. Bawang Merah dan ibunya kerap memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, tetapi ia tetap sabar.

Awalnya Bawang Putih hidup bahagia bersama ayah dan ibunya. Namun, setelah ibunya meninggal dunia karena sakit, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda, yakni ibu dari Bawang Merah. Tak lama, ayahnya juga meninggal dunia, menyisakan dirinya yang harus tinggal bersama ibu dan saudara tirinya.

Suatu hari, Bawang Putih mendapat hadiah labu kecil dari seorang perempuan tua yang telah ia tolong. Sesampainya di rumah, ibu dan Bawang Merah sangat marah dan memecahkan labu kecil tersebut yang ternyata berisi banyak perhiasan.

Bawang Merah yang serakah pun mencari perempuan tua tersebut dan meminta labu besar. Namun, karena Bawang Merah tidak menolong perempuan tua itu, ia diberi labu besar yang ternyata berisi ular berbisa.

2. Malin Kundang

Kisah Malin Kundang juga mejadi dongeng populer di Indonesia yang mengangkat kisah seorang anak durhaka. Mengisahkan seorang ibu tua bersama anaknya, Malin Kundang, yang hidup di sebuah desa pesisir di Sumatra Barat.

Malin yang ingin mengubah nasib, memutuskan merantau ke kota besar. Malin Kundang berhasil menjadi seorang pedagang sukses yang kaya raya di perantauan.

Ia kemudian menikah dengan seorang putri bangsawan yang memiliki status sosial tinggi. Malin pun berjanji untuk kembali ke kampung halamannya dan mengunjungi ibunya.

Setibanya di desa, Malin bersama istrinya berjalan di pantai. Ibu Malin yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya pun mendekat dengan penuh kebahagiaan.

Namun, saat ibu Malin menyapa dan memanggil nama anaknya, Malin yang sudah kaya pun merasa malu dengan kondisi ibunya. Ia menolak mengakui ibunya di depan sang istri.

Ibu Malin yang sedih dan kecewa pun menangis. Ia kemudian mengutuk Malin Kundang menjadi batu.

Promosi 1

Roro Jonggrang

3. Roro Jonggrang

Roro Jonggrang adalah kisah dongeng tentang seorang putri bernama Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Kisahnya berawal dari keinginan Bandung Bondowoso untuk meminang sang putri.

Alih-alih menolak secara langsung, Roro Jonggrang justru memberi syarat yang cukup sulit kepada Bandung Bondowoso. Ia meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam satu malam. Jika berhasil, maka Roro Jonggrang bersedia menikah dengannya.

Bandung Bondowoso pun setuju dan meminta bantuan jin untuk membantunya membangun candi. Khawatir akan keberhasilan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang pun meminta dayang-dayangnya untuk menyalakan api obor, membakar jerami untuk membuat langit berwarna merah, membunyikan lesung, dan membuat ayam jantan berkokok lebih awal.

Bandung Bondowoso yang hanya tinggal menyelesaikan satu candi pun marah. Ia kemudian mengubah Roro Jonggrang menjadi candi ke-1.000 yang saat ini menjadi patung cantik di Candi Prambanan.

4. Sangkuriang

Dongeng Sangkuriang mengisahkan tentang seorang pemuda yang jatuh cinta dengan ibunya sendiri. Pemuda itu bernama Sangkuriang, sedangkan ibunya bernama Dayang Sumbi.

Sangkuriang gemar berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa sekaligus ayahnya.

Pada suatu hari, Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Sangkuriang pun mengusir dan meninggalkannya di hutan.

Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada Ibunya. Dayang Sumbi yang marah pun memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga berbekas. Setelahnya, Sangkuriang kecewa dan pergi mengembara.

Setelah beberapa tahun, mereka bertemu dan Sangkuriang melamar Dayang Sumbi. Dayang Sumbi yang melihat bekas luka pada Sangkuriang pun sudah mengetahui bahwa pemuda tersebut adalah anaknya.

Demi menolak pinangannya, Dayang Sumbi pun memberi syarat yang mustahil bagi Sangkuriang, yakni memintanya membuat danau dengan perahu dalam satu malam. Meski dibantu makhluk gaib, Sangkuriang gagal memenuhi syarat tersebut. Karena kesal dan marah, ia pun menendang perahu hingga terbalik.

 

Timun Mas

5. Timun Mas

Kisah dongeng Timun Mas bercerita tentang Mbok Sirni. Ia adalah seorang janda miskin yang sangat menginginkan seorang anak.

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang raksasa yang dapat mengabulkan permintaannya. Syaratnya, jika anak tersebut sudah berusia enam tahun, maka harus diserahkan pada raksasa untuk disantap.

Mbok Sirni setuju dan menanam biji mentimun yang diberikan oleh raksasa. Beberapa minggu kemudian, sebuah mentimun besar dan bercahaya seperti emas muncul. Saat dibuka, di dalamnya ada seorang bayi cantik yang diberi nama Timun Mas (berasal dari kata mentimun emas).

Saat Timun Mas berusia enam tahun, raksasa pun datang untuk menagih janji. Mbok Sirni takut dan meminta waktu dua tahun lagi yang disetujui oleh raksasa.

Pada suatu malam, Mbok Sirni bermimpi dan menemui seorang petapa yang memberinya empat bungkusan berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Bungkusan itu kemudian ia berikan kepada Timun Mas sebagai bekal perlindungan.

Ketika raksasa datang menagih kembali, Timun Mas melarikan diri. Ia menaburkan barang-barang yang diberikan oleh petapa untuk menghalangi raksasa. 

Akhirnya, raksasa mati tenggelam dalam lautan lumpur yang tercipta karena terasi. Mbok Sirni dan Timun Mas pun hidup bahagia.

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya