Thomas Lembong: ‎Saya Utang Intelektual ke Dr Sjahrir

Dr Sjahri‎r menjadi salah satu sosok yang berjasa pada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Jul 2016, 16:22 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2016, 16:22 WIB
Sjahrir (ekonom)
Sjahrir (ekonom) (Liputan6.com/Trie yas)

Liputan6.com, Jakarta - Dr Sjahri‎r menjadi salah satu sosok yang berjasa pada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. Bagaimana tidak, Thomas menganggap jika Sjahrir telah menyumbang segudang ilmu ke Mantan Menteri Perdagangan tersebut.

‎"Kehormatan besar dan saya merasa punya utang intelektual cukup besar dari Dr Sjahrir. Dulu waktu saya pertama balik ke Amerika pertengahan 1990an saya banyak belajar beliau. Sekali dua kali beliau datang ke perusahaan sekuritas kasih ceramah. Kemudian belajar dari komentar beliau dari koran," kata Thomas dalam acara Seminar dan Pameran Buku Pikiran Ekonomi Politik Dr Sjahrir Relevansinya Sekarang dan Masa Datang di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Thomas mengatakan, Sjahrir banyak menginspirasi generasi muda kala itu. Dia menuturkan, Sjahrir mengajarkan sikap terbuka dan pluralisme generasi muda. Tak hanya itu, dari Sjahrir dia juga belajar melontarkan pendapat yang di masa Orde Baru sulit dilakukan.

"Dulu Pak Harto zaman orde baru, orang masih nggak boleh ngomong dan Dr Sjahrir‎ berani dan inspirasi kaum muda, memberikan waktu bicara walaupun tidak aman, tidak populer," jelas dia.

Dari sudut pandang ekonomi, Thomas belajar dari Sjahrir jika intervensi pemerintah terhadap pasar akan mengakibatkan distorsi. Maka dari itu, dia sangat berhati-hati saat mengeluarkan kebijakan saat menjadi menteri.

Terbukti, ‎saat pemerintah melakukan intervensi terhadap kenaikan harga daging sapi yang terjadi guncangan pada peternak sapi.

‎"Saya melihat Dr Sjahrir pertama memperkenalkan banyak skema seperti intervensi pemerintah di industri dan pasar bisa mengakbitkan distrosi. Apalagi yang spektakuler di Ramadan ada distorsi yaitu impor terus bukan hanya pangan meloncat, misal sapi tinggi, di daerah sapi dibantai, bukan hanya jangka pendek, tapi dampak struktural terhadap jumlah sapi," tukas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya