Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan program tax amnesty atau pengampunan pajak atau tax amnesty tidak akan terulang lagi sehingga harus dimanfaatkan maksimal mungkin. Untuk menampung dana tax amnesty itu pun, pemerintah tidak hanya menyiapkan instrumen investasi di portofolio tetapi juga sektor riil.
Jokowi menuturkan, investasi dapat dilakukan beberapa sektor yang menjanjikan. Hal ini, lanjut Jokowi mulai dari infrastruktur, padat karya, kelautan, pertanian, pariwisata, hingga properti.
Ia menuturkan, pemerintah akan membagi sektor-sektor ini dalam tiga kategori besar, sedang, dan kecil sehingga investor dapat memilih kategori mana yang sesuai kemampuan.
"Pemerintah saat ini baru konsentrasi baru fokus kepada infrastruktur. Bisa ikut masuk ke pembangunan pelabuhan. Ada yang besar misalnya Pelabuhan Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Makassar New Port, Sorong atau yang kecil-kecil," ujar Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab, Rabu (10/8/2016).
Baca Juga
Infrastruktur lain yang bisa dimasuki, Jokowi menuturkan adalah pembangunan tol di sejumlah antara lain Sumatera (Lampung hingga ke Aceh), Kalimantan (Balikpapan ke Samarinda), dan Sulawesi (Manado ke Bitung).
Jalur kereta api (Sumatera dan Sulawesi), transportasi massal di kota-kota besar antara lain MRT (Jakarta) dan LRT (Jabodetabek dan Palembang), bandara, dan tenaga listrik baik skala besar, sedang dan kecil juga dapat dimasuki.
"Hingga 71 tahun merdeka, listrik baru 53 ribu megawatt. Target kita dalam lima tahun 35 ribu megawatt," ujar Jokowi.
Adapun sektor lain yang mempunyai banyak peluang adalah sektor padat karya yang dapat membuka lapangan pekerjaan yaitu otomotif dan garmen. Untuk menstimulus investasi di sektor ini, pemerintah akan mudahkan perizinan.
"Kalau ada yang membangun pabrik yang berkaitan dengan padat karya, buka sudah. Beri kesempatan. Bantu mereka yang berkaitan dengan perizinan. Jangan justru disulitkan. Kalau bisa sehari, beri izin sehari," kata dia.
Jokowi menjelaskan, sebelumnya satu perizinan di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Namun saat ini, tambah Jokowi, delapan izin bisa selesai dalam waktu tiga jam. Untuk mempercepat proses, jelas Presiden, Pemerintah juga telah memotong 3.153 peraturan daerah (perda), dari 42.000 peraturan daerah yang ada. Hal ini dilakukan, menurut Jokowi, untuk mempercepat percepatan pembangunan di berbagai sektor.
Di sektor perikanan, lanjut Jokowi, investasi bisa dilakukan dengan membangun cold storage, dan pengalengan ikan. Ia menjelaskan, potensi ini masih terbuka luas karena dua per tiga wilayah Indonesia adalah wilayah perairan. Selain itu, Jokowi sampaikan permintaan dari Amerika Serikat, Cina, dan Eropa terhadap jenis ikan di perairan Indonesia juga besar.
"Sektor ini semakin menjanjikan karena sejak tahun lalu, Pemerintah berkomitmen memberantas kapal ilegal. Sebanyak 176 kapal telah ditenggelamkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti," jelas Jokowi.
Sektor pertanian khususnya berkaitan dengan komoditas gula, dan jagung, Jokowi mengatakan, juga sangat menjanjikan. Ia mengemukakan, saat ini, Indonesia masih mengimpor 3,4 juta ton gula per tahun, sehingga masih ada peluang untuk membangun pabrik gula, perkebunan tebu, dan sebagainya. Selain itu, Jokowi juga sampaikan Indonesia juga masih mengimpor 3,2 juta ton jagung per tahun.
Di sektor pariwisata, Jokowi tegaskan Pemerintah saat ini tengah mendorong promosi sepuluh destinasi wisata Indonesia selain Bali. Beberapa destinasi tersebut, menurut Presiden, antara lain Danau Toba, Tanjung Layang, Mandalika, Wakatobi, Morotai, Komodo, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tengger, dan Tanjung Lesung.
Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia yang saat ini baru mencapai sembilan juta. Capaian ini, lanjut Jokowi, masih kalah dengan Malaysia yang mencapai 24 juta per tahun dan Thailand yang mencapai 27 juta per tahun. Salah satu yang dilakukan, Jokowi menekankan adalah memperbaiki kemasan dan membangun infrastrukturnya.
"Ini ada kesempatan mendirikan resort di situ, dirikan hotel di situ. Target kita sampai tahun 2019, 20 juta turis harus ke Indonesia. Kita mau kerja keras, kita mau mati-matian agar angka tersebut bisa tercapai. Tahun ini targetnya 12 juta," tambah Jokowi.
Pemerintah juga membuka investasi di sektor properti, lanjut Presiden, khususnya kebutuhan rumah karena kebutuhan rumah khususnya di kota masih kurang sekitar 13 juta rumah pada 2016. (Ahm/ndw)
Advertisement