Presiden Jokowi Dorong Dana Hasil Tax Amnesty untuk Investasi

Presiden Jokowi menyatakan pemerintah telah siapkan instrumen investasi portofolio untuk menampung dana hasil tax amnesty.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Agu 2016, 10:15 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2016, 10:15 WIB
20160721- Presiden Jokowi Jelaskan Manfaat Tax Amnesty di Istana- Faizal Fanani
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tekanan ekonomi global menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan geopolitik semua negara untuk menarik investasi dan arus uang sebesar-besarnya agar dapat masuk ke negara masing-masing.

Jokowi mengatakan, hal itu sama dilakukan Indonesia lewat penerapan program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Jokowi mengharapkan uang yang sudah dikeluarkan, baik masuk dari luar negeri maupun dari dalam negeri dapat langsung dimanfaatkan untuk investasi.

"Pemerintah telah siapkan instrumen investasi portofolio, misalnya surat berharga negara (SBN), surat utang negara (SUN), surat berharga syariah negara (sukuk). Kalau BUMN bisa obligasi, bisa saham, ada infrastruktur, reksa dana, perbankan (deposito, giro, tabungan) bisa langsung dimasukkan langsung ke sana kepada bank-bank yang sudah ditunjuk," ujar Jokowi seperti dikutip dari situs Setkab, Rabu (10/8/2016).

Jokowi menegaskan, kalau untuk bersaing dan berkompetisi dengan bangsa lain, Indonesia harus siap. Dengan perubahan dunia yang terjadi dalam hitungan detik, lanjut Jokowi, pemerintah harus cepat memutuskan agar tidak tertinggal dengan bangsa lain. "Biasanya kerja satu shift. Dua shift tidak mau saya, kerja tiga shift, Kami kejar. Ini kebutuhan bukan keinginan," ujar dia.

Ia menuturkan, hingga kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan sentimen positif dan tren terus naik. Pada kuartal I, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen, dan kuartal II naik 5,18 persen. "Sedikit-sedikit tapi naik. Kesempatan ini harus kita gunakan. Jangan lepas," kata dia. (Ahm/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya