Subsidi Biodiesel Masih Cukup hingga 2017

Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) sawit telah mengumpulkan dana pungutan Rp 6,1 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Agu 2016, 11:24 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 11:24 WIB
20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit menyatakan dana subsidi biodiesel masih cukup hingga awal 2017, meski ‎pungutan dana sawit menurun.

Direktur Utama BPDP Bayu Krisnamurthi mengatakan, ‎subsidi biodiesel naik dari Rp 3.125 per liter pada kuartal I 2016 menjadi Rp 6.061 per liter pada kuartal II 2016 seiring ada kenaikan harga minyak sawit. Selain itu, penyerapan biodiesel pada periode sama juga alami kenaikan dari 517 ribu kilo liter (KL) menjadi 685 ribu KL.

"Serapan naik 20 persen, selisih harga yang dibayarkan naik hampir dua kali lipat 90 persen," kata Bayu, dalam acara diskusi biodiesel,di Hotel Aryadutha, Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Bayu melanjutkan, di sisi lain nilai pungutan sawit mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan ekspor produk hilir sawit yang meningkat, sedangkan ekspor CPO ‎menurun karena adanya hilirisasi.

Seperti diketahui, pungutan CPO jauh lebih tinggi ketimbang pungutan produk hilirisasi. Tarif pungutan sebesar US$ 10 per ton-US$50 per ton atas ekspor 24 jenis produk. Mulai dari tandan buah segar hingga biodiesel dari minyak sawit dengan kandungan metil ester lebih dari 96,5 persen.

Penyebab lain penurunan pungutan dana sawit ‎adalah penurunan produksi sawit di perkebunan yang berkisar 20-25 persen. Ini disebabkan pengaruh cuaca karena adanya El Nino dan kebakaran hutan pada tahun lalu.

‎"Memang terjadi penurunan produksi faktor utama kondisi cuaca ekstrem 2015 baik El Nino maupun asap yang pengaruhi proses foto sintensis," ujar Bayu.

Meski begitu, menurut Bayu dana pungutan yang terkumpul saat ini sebesar Rp 6,1 triliun masih cukup untuk menomboki selisih harga biodiesel dengan harga beli badan usaha penyalur solar yang dicampur biodiesel, sampai awal 2017. Karena ekspor sawit diperkirakan meningkat pada akhir tahun.

Namun, perlu ada kebijakan untuk menghadapi kondisi tersebut, agar program campuran biodiesel pada solar sebesar 20 persen yang dipelopori pemerintah tetap berjalan.

"Namun tentunya kalau tidak melakukan sesuatu,saat dana terpakai kita menghadapi risiko dalam program ini karena harus berjalan kesinambungan. Sampai hari untuk program biodiesel ini Rp 6,1 triliun, itu masih cukup," tutur Bayu. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya