Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan reklamasi di Pantai Utara Jakarta mesti memperhatikan aspek keamanan wilayah tersebut. Alasannya, pulau-pulau itu bakal bersinggungan dengan jalur logistik.
Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Seokartono mengatakan, jarak antar pulau saat ini relatif sangat sempit. Padahal, wilayah itu dilewati kapal-kapal dengan muatan besar.
"Bukan kita flash back sebenarnya jarak antar pulau 100 meter. Kita punya sungai-sungai termasuk Ciliwung itu lebarnya lebih 100 meter. Kalau dipakai kapal yang sekarang sandar Jakarta ada kurang lebih 20 kapal kontainer setiap hari. Di mana kontainer kita kira-kira 5-6 juta Teus tiap tahun. Memang sangat padat dan membahayakan transportasi logistik saat mereka masuk," jelas dia di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia juga menuturkan, jika bersinggungan dengan jalur logistik seharusnya kawasan di sekitar proyek reklamasi itu dalam kondisi steril.
"Saat mereka masuk juga harus steril apakah bisa pengelola mensterilkan pelabuhan itu. Lewatnya transportasi lewat kepulauan itu harus steril dan aman," imbuh dia.
Selain itu, dia menuturkan Pantai Utara Jakarta juga merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Sehingga, pelaksanaan reklamasi mesti menjamin tidak terjadi banjir.
"Saya khawatir karena terlalu dekat dengan daratan yang mengakibatkan 6 atau 8 sungai yang berrmuara di Teluk Jakarta sedimentasi luar biasa besar. Sedimentasi yang mengakibatkan endapan luar biasa besar apakah Pemda DKI sudah mempersiapakn infrastrukturnya termasuk pengerukan laut tersebut agar tidak terjadi endapan," tandas dia.