Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memiliki mimpi besar untuk membangun ekonomi digital Indonesia. Untuk mencapai mimpi tersebut, Jokowi menaruh harapan besar kepada anak-anak muda Indonesia.
Dia mengakui, saat ini banyak anak-anak muda Indonesia yang memiliki kemampuan khusus dalam hal teknologi. Hanya saja fasilitas mereka untuk berkembang saat ini masih sangatlah minim.
Untuk itu dirinya mengaku memiliki program percepatan salah satunya dengan melakukan pembinaan dan pendampingan para technopreneur Indonesia yang mampu membuktikan karyanya.
Advertisement
Baca Juga
"Saya bayangkan kalau ada anak muda kita yang bisa bangun sebuah korporasi, mengkorporasikan nelayan, petani, sehingga mereka punya skala ekonomi, punya kekuatan untuk akses ke pasar. Sya kira hal-hal yang dulu tidak mungkin sekarang bisa mungkin karena ada aplikasinya," papar Jokowi dalam pembukaan Indonesia Fintech Festival & Coference di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Selasa (30/8/2016).
Tak hanya aplikasi-aplikasi yang langsung memfasilitasi para nelayan dan petani, Jokowi juga mendorong aplikasi dikembangkan di dunia finansial. Penggunaan aplikasi di sektor keuangan itu diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan Indonesia.
Saat ini dari total 250 juta masyarakat Indonesia hanya 21,8 persen yang tercatat memiliki literasi keuangan yang layak. Angka ini kalah jika dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Singapura yang sudah 96 persen, Malaysia 81 persen dan Thailand 78 persen.
Secara lebih spesifik, bahkan Jokowi mempunyai beberapa program percepatan literasi keuangan yang diantaranya, perluasan jangkauan perbankan dan keuangan formal dengan memperhatikan karakteristik kita sebagai negara kepulauan.
"Misalnya dikasih aplikasi untuk Kasir, biasanya usaha kecil tidak mau mencatat, karena terlalu ribet uang keluar masuk, sehingga tanpa catatan itu sulit mengakses permodalan ke bank. Kalau ada aplikasi untuk kasir, untuk akutansi, untuk pembayaran pajak saya pikir ini memudahkan usaha kecil kita untuk bisa akses ke perbankan," papar Jokowi. (Yas/Gdn)