Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara yang memimpikan menjadi pusat ekonomi digital di kawasan ASEAN, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, dalam hal akses keuangan atau literasi keuangan, Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di ASEAN. Sebut saja salah satunya Malaysia.
Advertisement
Baca Juga
"Data yang saya punya itu baru 21,8 persen penduduk Indonesia yang tercatat literasi keuangan memiliki kategori baik," kata Jokowi dalam pembukaan Indonesia Fintech festival & Coference di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Selasa (30/8/2016).
Sementara, literasi keuangan di Malaysia sudah mencapai 81 persen dari total jumlah penduduknya. Sedangkan di Thailand sebesar 78 persen dan Singapura malah mencapai 96 persen.
Dalam mempercepat literasi keuangan itu, Jokowi memiliki empat cara yang sudah dicanangkan. Pertama, perluasan jangkauan perbankan dan keuangan formal dengan memperhatikan karakteristik kita sebagai negara kepulauan. "Tadi saya sudah sampaikan terobosan teras kapal BRI," tegas Jokowi.
Kedua, Jokowi akan meningkatkan kapasitas masyarakat yang sebelumnya tidak layak akses perbankan, menjadi layak. Ketiga, peningkatan layanan jasa keuangan terutama bagi UMKM. Kempat, perlindungan terhadap konsumen.
Untuk itu, dirinya mendorong para generasi muda kreatif untuk menciptakan inovasi yang berbasis aplikasi demi memfasilitasi program-program Jokowi tersebut. "Maka dari itu aplikasi itu sangat bermanfaat bagi usaha mikro," tutupnya. (Yas/Gdn)