Tingkat Hunian Hotel Naik 60 Persen Sambut Libur Panjang

Tingkat okupansi hotel yang tinggi akan terjadi di Bandung dan Yogyakarta.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Sep 2016, 10:10 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2016, 10:10 WIB
Ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi kamar hotel. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memperkirakan tingkat hunian (okupansi) hotel pada libur panjang Idul Adha alami lonjakan. Namun lonjakan tersebut tidak akan sebesar saat Hari Raya Idul Fitri lalu.

Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan, lonjakan okupansi tersebut akan terjadi pada hotel di daerah-daerah tertentu, khususnya yang menjadi tujuan wisata.

"Untuk daerah-daerah tertentu memang sudah meningkat, tetapi tidak sepenuh seperti saat Lebaran. Jadi okupansinya tidak tinggi-tinggi amat," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (10/9/2016).

Dia mencontohkan, wilayah yang okupansi hotelnya tinggi antara lain Bandung dan Yogyakarta. Kedua kota tersebut merupakan destinasi wisata favorit masyarakat untuk mengisi libur panjang. Lonjakan okupansinya diperkirakan lebih dari 60 persen.

"Sebagai contoh Yogyakarta okupansinya 60 persen-70 persen. Tapi kalau seperti Bandung ya cukup ramai, karena tidak jauh dari Jakarta. Selain itu juga ada Bali yang naik, tapi karena over supply kamar di sana. Kemudian Malang juga akan tinggi," kata dia.

Namun kondisi berbeda akan terjadi pada kota-kota besar seperti Jakarta. Pada libur panjang, tingkat okupansi hotel di kota metropolitan ini akan menurun drastis. Lantaran orang lebih menghabiskan liburannya di luar Jakarta.

‎"Kalau kota seperti Jakarta pasti akan lebih rendah, mungkin bisa cuma 30 persen karena sepi. Jadi ada beberapa daerah lebih ramai. Tetapi secara overall lonjakannya tidak seperti liburan Juni-Juli yang liburan anak sekolah," ujar dia. (Dny/Ahm)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya