Tekan Emisi Karbon, Kementerian Perhubungan Gandeng Airbus

Program Sustainable Aviation Engagement Airbus merupakan salah satu cara mewujudkan penerbangan ramah lingkungan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Okt 2016, 10:42 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 10:42 WIB
Airbus A380-800 Jajal Terbang di Inggris
Pertama kali, Airbus A380 diperlihatkan kepada publik pada Januari 2005 lalu. Dan, melakukan penerbangan perdananya pada 27 April 2005 dari Blagnac Toulouse International Airport, Toulouse, Perancis. (AFP PHOTO/Carl Court)

Liputan6.com, Jakarta - Airbus dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menjalin kemitraan jangka panjang untuk mengurangi dampak industri penerbangan terhadap lingkungan. Kerja sama tersebut ditandatangani pada ICAO World Aviation Forum on Aviation Partnerships for Sustainable Development di Montreal, Kanada.

Airbus Head of Environment Jean-Luc Tauipiac menjelaskan, Airbus dan Kementerian Perhubungan bekerja sama untuk mewujudkan industri penerbangan yang ramah lingkungan.  “Kami sangat senang dapat melihat program Sustainable Aviation Engagement mulai berjalan dengan partisipasi dari maskapai-maskapai terdepan di dunia,” kata Jean-Luc Tauipiac dalam keterangannya, Senin (3/10/2016).

Terdapat empat pilar industri untuk mewujudkan industri penerbangan yang ramah lingkungan tersebut. Pertama mencakup teknologi yang termasuk di dalamnya bahan bakar ramah lingkungan, efisiensi operasional, peningkatan infrastruktur dan 'Market Based Measures', kemitraan jangka panjang ini akan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi pesawat generasi terbaru Airbus, serta kinerja operasional yang telah dioptimalisasi, untuk memangkas penggunaan bahan bakar dan tingkat kebisingan.

Dalam kemitraan ini juga dapat mendatangkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan di bidang-bidang seperti inventarisasi dan sistem pemantauan data emisi sebagai persiapan dalam mengimplementasi ICAO Global Market Based Measure.

Diluncurkan pada tahun 2015, program Sustainable Aviation Engagement Airbus merupakan salah satu wadah Airbus untuk memprakarsai maupun berbagi praktik-praktik terbaik ramah lingkungan dan peningkatan performa operasional bersama maskapai-maskapai dari berbagai penjuru dunia.

“Manfaat kemitraan ini akan terasa dengan kombinasi dari teknologi pesawat tercanggih, operasional pesawat terbaik, pengaturan lalu lintas udara yang telah dioptimalisasi, serta bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan. Semua ini dapat meminimalisir dampak industri pada lingkungan," tambah dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo mengatakan, Indonesia berkomitmen mengurangi dampak lingkungan industri penerbangan dan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam seluruh aspek pertumbuhannya. Untuk itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan bekerja sama dengan sejumlah mitra strategis.

"Kami pun menyambut baik kesempatan untuk bekerja sama dengan Airbus dalam mendemonstrasikan perubahan signifikan yang dihadirkan oleh performa lingkungan pesawat generasi terbaru, dengan tingkat emisi karbon dan kebisingan yang jauh lebih rendah," tambah dia.

Suprasetyo mengungkapkan, pelajaran yang dapat diambil dari kolaborasi seperti ini akan menjadi landasan peningkatan kapasitas di masa depan untuk berkontribusi dalam pengurangan dampak lingkungan industri penerbangan, khususnya dengan terus bertumbuhnya permintaan akan transportasi udara di Indonesia. (Yas/Gdn)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya