Buruh Minta Pemerintah Contoh Brasil soal Upah

Presiden KSPI Said Iqbal menuturkan, saat pemerintahan Luiz Inacio Lula da Silva, kenaikan upah buruh naik 30 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Okt 2016, 17:26 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 17:26 WIB
Ilustrasi buruh
Ilustrasi buruh

Liputan6.com, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berharap pemerintah bisa mencontoh Brasil untuk masalah pengupahan. Lantaran kenaikan upah yang signifikan tiap tahunnya, berdampak positif pada perekonomian Negeri Samba tersebut.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, pada masa pemerintah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, kenaikan upah buruh naik hingga 30 persen tiap tahunnya. Dalam dua kali periode pemerintahannya, upah buruh di Brasil naik sebesar 300 persen.

"Lula da Silva ini mantan Pres Brasil yang terpilih dua kali berturut-turut. Apa yang dilakukan? dia menaikan upah setiap tahunnya 30 persen dan selama 10 tahun memimpin jadi naik 300 persen‎," ujar dia di Gedung Joang 45, Jakarta, Senin (10/10/2016).

Dampaknya, lanjut Said, ekonomi Brasil tumbuh hingga 7 persen per tahun. Hal ini karena kenaikan upah tersebut mendorong daya beli masyarakatnya. Pada ujungnya juga mengerek pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

"Dalam kepemimpinannya ekonomi Brasil naik. Brasil menjadi 10 besar negara ekonomi terbesar di dunia, mereka menempati urutan nomor 7. Ekonomi Brasil juga tumbuh 6 persen-7 persen," ungkap Said,

Namun demikian, kata dia, ‎pemerintah juga harus tegas menjaga agar perputaran uang dari bisnis sumber daya alam di Indonesia tetap berada di dalam negeri. Dengan demikian, kenaikan upah tersebut optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

‎"Tapi memang bagaimana menjaga perputaran uang di dalam negeri tidak lari keluar. Misalnya kita ada perkebunan sawit ketika dijual uangnya ditaruh di Singapura, ya tidak boleh. Dia harus taruh di Indonesia, karena itu hasil kekayaan alam Indonesia. Jadi ada kontrol terhadap devisa," ujar dia. (Dny/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya