Pabrik Sanken Indonesia Tutup, 900 Karyawan Kena PHK

Presiden KSPI, Said Iqbal, menyatakan bahwa penutupan pabrik Sanken Indonesia telah menyebabkan kehilangan pekerjaan bagi 900 karyawan dengan masa kerja rata-rata 15 tahun.

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 21 Feb 2025, 15:45 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 15:45 WIB
Pabrik Sanken Indonesia di Cikarang (Foto: Google Maps)
Pabrik Sanken Indonesia di Cikarang (Foto: Google Maps)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melaporkan bahwa sekitar 400 pekerja PT Sanken Indonesia akan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Juni 2025.

Sebelumnya, perusahaan telah memberhentikan 500 karyawan, sehingga total pekerja yang terdampak mencapai 900 orang.

Dampak Penutupan Pabrik Sanken di Indonesia

Presiden KSPI, Said Iqbal, menyatakan bahwa penutupan pabrik Sanken di Indonesia telah menyebabkan kehilangan pekerjaan bagi 900 karyawan dengan masa kerja rata-rata 15 tahun.

Mayoritas pekerja berusia 30-40 tahun, yang diperkirakan akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan baru pasca-PHK.

"PHK massal ini semakin memperburuk angka pengangguran di Indonesia, mengingat sebelumnya industri tekstil, garmen, dan sepatu juga mengalami PHK besar-besaran pada tahun 2024," ujar Said Iqbal dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Saat ini, 400 pekerja PT Sanken Indonesia yang tergabung dalam KSPI masih bekerja hingga Juni 2025. Serikat pekerja FSPMI-KSPI PT Sanken Indonesia terus melakukan negosiasi dengan manajemen perusahaan terkait besaran pesangon dan hak-hak lainnya.

Pesangon dan Negosiasi dengan Manajemen

PT Sanken Indonesia, perusahaan asal Jepang, telah menyepakati pemberian pesangon sebesar 2,6 kali ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Namun, serikat pekerja masih menuntut agar pesangon dinaikkan menjadi di atas 3 kali ketentuan, mengingat usia pekerja yang tidak muda lagi dan perusahaan telah memperoleh keuntungan besar selama beroperasi di Indonesia.

"Proses perundingan antara FSPMI-KSPI dan manajemen PT Sanken Indonesia masih berlangsung. Kedua belah pihak sepakat untuk tidak melibatkan pihak ketiga, termasuk pemerintah, dalam negosiasi ini," tambah Said Iqbal.

 

PHK Massal di PT Yamaha Music Indonesia

Presiden FSPMI/KSPI Said Iqbal
Presiden KSPI Said Iqbal (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Selain PT Sanken Indonesia, perusahaan elektronik asal Jepang lainnya, PT Yamaha Music Indonesia, juga melakukan PHK terhadap 400 pekerja di Cibitung, Bekasi, serta 700 pekerja di Jakarta pada akhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025.

Total karyawan yang terdampak PHK di PT Yamaha Music Indonesia mencapai 1.100 orang.

Gelombang PHK di dua perusahaan elektronik Jepang ini diduga berkaitan dengan relokasi produksi ke negara asalnya, Jepang, serta sebagian ke China.

Kondisi ini menjadi alarm bagi industri elektronik di Indonesia, yang berpotensi mengalami PHK lebih luas di masa mendatang.

 

Seruan KSPI kepada Pemerintah

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Absen di Acara May Day Fiesta 2023
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengonfirmasi bahwa bakal capres Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tidak hadir dalam acara peringatan hari buruh internasional atau May Day Fiesta 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Senin 1 Mei 2023. (Merdeka.com/Rahmat Baihaqi)... Selengkapnya

KSPI mendesak pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif guna mengatasi potensi lonjakan PHK di sektor elektronik dan industri lainnya. Sepanjang tahun 2024, sektor tekstil, garmen, dan sepatu juga telah mengalami PHK besar-besaran yang berdampak pada ratusan ribu buruh.

"Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah konkret, maka angka pengangguran akan terus meningkat, PHK akan semakin meluas, dan industri nasional terancam bangkrut," tutup Said Iqbal.

Dengan meningkatnya gelombang PHK di berbagai sektor industri, pemerintah diharapkan segera mencari solusi guna melindungi tenaga kerja dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.

 

 

Sumber: Merdeka.com

Reporter: Sulaeman

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya