Liputan6.com, Jakarta- Investasi properti sudah dilakukan sejak zaman dulu, karenanya termasuk dalam jenis investasi tradisional. Investasi jenis ini masih dianggap sebagai jaminan pensiun sejahtera.
Meski menjanjikan, tidak sedikit orang yang masih takut menginvestasikan uang di bidang properti karena takut dengan risiko yang diterima. Padahal jika dilakukan sejak muda, investasi properti bisa menjadi pendapatan pasif yang mendatangkan keuntungan hingga 50 persen.
Baca Juga
Investasi properti memang menggiurkan karena harga properti meningkat pesat setiap tahun. Selain itu kebutuhan perumahan juga tidak main-main. Diperkirakan, kebutuhan akan perumahan hingga tahun 2025 mencapai lebih dari 30 juta unit, sehingga setiap tahunnya mencapai 1,2 juta unit per tahun.
Advertisement
Meski demikian, masih banyak yang ragu berinvetasi properti karena alasan berikut seperti dikutip dari CekAja.com:
Tidak punya uang untuk bayar Down Payment (DP)
Uang muka bisa diakali dengan meminjam dana dengan bunga rendah atau KTA di bank. Lalu kalkulasikan pula tingkat suku bunga yang diberikan oleh peminjam.
Perhitungan ini penting agar kamu tetap menghasilkan keuntungan di akhir masa investasi. Selain meminjam, kamu juga bisa mencari seller financing, sewa (leasing) rumah dengan opsi membeli, take over, dan melakukan kemitraan.
Takut membayar lebih mahal dari harga pasar
Banyak properti yang dijual secara lelang sehingga tidak memiliki panduan harga yang akurat. Hal ini membuat investor properti sering khawatir dalam mengambil keputusan dan pada akhirnya menghabiskan terlalu lama waktu untuk meneliti dan melakukan analisis. Kondisi ini berakhir dengan posisi di mana calon pembeli tidak mampu membuat keputusan.
Oleh karenanya investor harus rajin melakukan riset terhadap pasar properti. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari saran dari para ahli/agen berpengalaman, bergabung dalam forum investor properti, dan update harga pasar di internet. (Baca juga: Ini Sebabnya Orang dengan Gaji Rp 5 juta Harus Beli Rumah Sekarang)
Takut beli properti yang salah
Takut membeli properti yang salah
Harga dan lokasi properti seringkali menjadi pertimbangan utama calon pembeli sebelum memutuskan. Kebingungan ini merupakan hal yang wajar. Alasan harga yang mahal membuat banyak orang benar-benar berpikir hati-hati sebelum berinvestasi properti.
Orang terkadang bingung untuk memutuskan mana yang lebih baik antara membeli rumah yang lebih kecil tapi lokasinya dekat dengan pusat kota atau yang lokasinya jauh tapi bangunan dan tanahnya lebih luas.
Coba perhatikan skema NUP (Nomor Urut Pemesanan) dari pengembang. Strategi NUP berguna untuk menaikkan permintaan properti dari pembeli. Selain itu, NUP juga dibutuhkan pengembang untuk membaca pasar. Jika pemegang NUP sudah melebihi atau hampir memenuhi ketersediaan properti, maka setidaknya Anda bisa membaca prospek properti tersebut ke depan.
Takut ditipu agen properti
Dalam proses jual beli properti, ada pembeli yang baru memasuki pasar properti untuk pertama kali dan ada juga yang telah memiliki pengalaman buruk dengan agen.
Orang yang sudah memiliki pengalaman buruk ini biasanya merasa bahwa agen penjualan tidak transparan dan khawatir mereka akan tertipu atau dibutakan lagi dalam proses. Solusinya adalah menggunakan agen properti tepercaya.
Selain itu jangan ragu bertanya dan meminta bantuan dari orang-orang yang lebih mengerti soal properti. Anda harus berusaha mendapatkan penjelasan sejelas mungkin terhadap properti yang akan Anda beli sehingga kejelasan ini bisa mengantisipasi miskomunikasi. (Baca juga: Strategi Ajukan KPR Rp 1 miliar Bagi Kamu Berpenghasilan Kurang dari Rp 10 Juta)
Advertisement
Takut rugi
Takut rugi
Semua jenis investasi pasti bertujuan untuk mendulang untung. Namun kekhawatiran untuk merugi selalu saja menghantui, bahkan bagi yang sudah pernah berinvestasi properti sebelumnya.
Bagi Anda yang ingin menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) biasanya takut akan naiknya suku bunga, sehingga khawatir apakah sekarang waktu yang terbaik untuk membeli properti.
Solusinya, waktu terbaik untuk membeli properti adalah ketika Anda sudah siap. Pasar properti dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sehingga semuanya kembali pada kesiapan finansial dan perencanaan kamu ke depannya.