Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah melepas Kapal Tol Laut Logistik Natuna. Dengan adanya kapal tersebut diharapkan dapat menekan harga khususnya komoditas pangan di Natuna.
Dia menerangkan, saat ini terjadi disparitas atau perbedaan harga antara Jakarta dan Natuna. Budi Karya menyebut, disparitas harga mencapai 30 persen.
Dia berharap ada  Kapal Tol Laut Logistik Natuna ini membuat harga komoditas pangan di Natuna menjadi sama dengan Jakarta.
"Kalau ini datang harganya relatif sama karena harganya subsidi," kata dia seperti ditulis di Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Baca Juga
Meski begitu, dia tak merinci berapa besaran subsidi untuk Kapal Tol Laut Logistik Natuna ini. Namun, kapal tersebut bakal disubsidi antara satu sampai dua tahun. Ke depan, rute tersebut tersebut diharapkan menjadi rute komersial.
"Sekarang masih subsidi, kita masih subsidi Pelni, diharapkan kita dalam 1 tahun, maksimal 2 tahun menjadi rute ekonomis, komersial. Artinya tahun kedua Pelni menjalani rute dengan tarif komersial, menjadi satu pengiriman yang besar. Kita tahu ikan segar luar biasa, memang kita butuh pioner, memberikan subsidi Pelni," jelas dia.
Selain menekan harga, dia berharap kapal itu menjadi motor pendorong industri perikanan di Natuna. Lantaran, kapal itu akan membawa ikan saat kembali ke Jakarta.
"Kedua fungsi perikanan, kalau ada kapal pasti, maka industri perikanan lebih pasti melakukan collecting ikan-ikan yang ada di sana," ujar dia.
Untuk diketahui, Kapal Tol Logistik Natuna ini melibat beberapa BUMN. Antara lain, PT Pelindo II dengan anak usahnya PT Multi Terminal Indonesia (MTI), PT Pelni dengan anak usahanya PT Pelni Logistik, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perikanan Nusantara.
Advertisement