Tank Hingga Bom Produksi RI Bakal Unjuk Gigi di Indo Defence 2016

Sebanyak 13 Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) akan memamerkan produk pertahanan hasil inovasi secara bersama.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Nov 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 14:30 WIB
Badak merupakan jenis panser terbaru buatan anak bangsa yang diproduksi Pindad. (Foto: Humas Pindad)
Badak merupakan jenis panser terbaru buatan anak bangsa yang diproduksi Pindad. (Foto: Humas Pindad)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 13 Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) akan memamerkan produk pertahanan hasil inovasi secara bersama. Dalam salah satu pameran pertahanan terbesar dunia yang berjudul Indo Defence 2016 tersebut mengusung tema Sinergy for The Nation. 

Perhelatan tersebut digelar pada 2-5 November 2016 di JIExpo Kemayoran Jakarta. BUMN Industri Strategis tersebut terbagi menjadi dua cluster besar di Kementerian BUMN, yaitu National Defence and Hitech Industry (NDHI) dan National Shipbuilding and Heavy Industry (NSHI), 13 BUMN ini sepakat merancang dan merampungkan kegiatan akbar ini secara bersama-sama di BUMNIS Paviliun.

Cluster (NDHI) terdiri dari PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia/DI (Persero), PT DAHANA (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia/INTI (Persero), PT Len Industri (Persero) dan PT Industri Nuklir Indonesia/Inuki (Persero).

Sementara, cluster NSHI terdiri dari PT PAL Indonesia (Persero), PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari/DKB (Persero), PT Dok Perkapalan Surabaya/DPS (Persero), PT Industri Kapal Indonesia/IKI (Persero), PT Krakatau Steel/KS (Persero) Tbk., PT Barata Indonesia (Persero), dan PT Boma Bisma Indra/BBI (Persero).

Seluruh BUMN Industri Strategis dari kedua cluster yang bergabung di BUMNIS Paviliun ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian BUMN. Terbukti dari keterlibatan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN RI, F. Harry Sampurno yang terus mengawal persiapan ke-13 BUMNIS dalam ajang pamer Indo Defence 2016 ini.

"Saatnya produk pertahanan nasional bicara di level internasional. Ajang ini sangat baik, apalagi kita sebagai tuan rumah," ungkap F Harry Sampurno dalam keterangannya, Selasa (1/10/2016).

Menurutnya, kualitas produk pertahanan dalam negeri tidak kalah dengan produk asing. Tidak mengherankan apabila dalam perhelatan inipun, beberapa BUMN Industri Strategis melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan partner luar negeri, termasuk menyepakati sejumlah transaksi produk.

Produk

Produk yang dipamerkan

Bagian darat diwakili oleh PT Pindad yang menampilkan produk-produk senjata, munisi dan kendaraan tempur, seperti Tank boat, Taktis Sanca, Komodo 4 x 4, Panser Badak, Panser Anoa Amphibi, Senapan SS2 V7, SS2 V4, SM2, Pistol G2 Premium, P3 serta munisi.

Bagian udara diwakili PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang menampilkan produk andalannya, seperti CN235-220, NC212i, dan juga produk terbaru karya anak bangsa N219 dan N245.

PT DI juga menampilkan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Wulung yang telah memperoleh sertifikat tipe (Type Certificate) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) serta produk kerjasama industri dengan Airbus Helicopter dan Bell Helicopter Textron Inc diantaranya : H225M (EC725 Cougar), AS332C1e, AS565MBe, H125M (AS355), dan Bell412EP.

Selain Pesawat terbang dan Helikopter PT DI juga menampilkan produk-produk senjata hasil sinergi dengan BUMN Industri strategis lainnya seperti: Rocket FFAR 2.75", RHan 122B, rocket motor RD-702 Mod.4, dan SUT Torpedo.

Lalu, PT DAHANA (Persero) pun menampilkan Bomb P 100 Live untuk pesawat Sukhoi dan F16, serta Roket RHan 122 yang merupakan hasil kerja sama dalam konsorsium roket nasional. Selain itu, perusahaan inipun juga menghadirkan beragam produk bahan peledak, seperti bahan peledak Dayagel Sivor yang telah diekspor.

Selanjutnya, PT INTI (Persero) pun unjuk gigi dengan memamerkan inovasi radar navigasi pesawat ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast), Radar Cuaca, serta Communication Integrator (radio over IP) alias telepon berbasis internet protocol yang khusus diperuntukkan industri pertahanan.

PT Len Industri (Persero) pun ikut ambil bagian dengan menampilkan Communication System, Command & Control System, Sensor System, Integration System and Learning Management System.

Tak mau kalah, PT Industri Nuklir Indonesia (INUKI) pun menampilkan produk-produk terkait nuklir seperti Elemen Bakar Nuklir (bahan bakar reaktor), produk untuk kesehatan yakni Generator-Tc 99m, I-131 Oral Solution, I-131 Kapsul, I-131 Injeksi dan untuk industri Irridium -192,Cobalt-60 serta sedang mengambangkan Produk Radiation Portal Monitor.

Selanjutnya, adapula BUMN Industri Strategis dari bagian laut yang menampilkan produk kapal perang dan kemampuan galangan. Seperti yang ditampilkan oleh PT PAL Indonesia (Persero) diantaranya KCR 60 atau yang lebih di kenal Kapal Cepat Rudal 60meter. PKR 105 (Perusak Kawal Rudal 105meter frigate), produk pengembangan dari KCR 60 dan SSV 123 yang merupakan alutsista matra laut perdana yang telah diekspor ke philipina dan merupakan produk innovasi dari kapal yang telah dibangun sebelumnya yaitu KRI Banjarmasin (592) dan KRI Banda Aceh (593).

Ikut berpartisipasi pada matra laut, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) pun menampilkan Kapal Ferry 750 hingga 2000 Gt, kapal cargo container up to 200 Teus, kapal ikan up to 300 Gt, serta Kapal Patroli 31 M.

Adapula, PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) yang memamerkan keberhasilan melaksanakan program modernisasi kapal perang ketika usia kapal perang yang dioperasikan sudah mencapai hampir batas usia ekonomis (MLM). Proyek MLM pertama kali ini adalah: MLM I-KRI FATAHILLAH 361 yaitu Flagship kapal kombatan TNI AL dari era 80-an. Program Mid Life Modernization KRI Fatahillah 361 adalah program MLM pertama kalinya yang sukses diselesaikan di galangan nasional.

Lalu, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) yang ikut ambil bagian dengan menampilkan Kapal Fleet Tanker KRI TARAKAN 905 atau Kapal Bantu Cair Minyak yang dilengkapi dengan peralatan RAS System. Perusahaan ini juga memamerkan Kapal Landing Craft Unit 1200 DWT yang dapat mengangkut tank Leopard dan Transporter.

Sementara itu dari industri berat, PT Krakatau Steel menampilkan Hot Rolled Coil, Cold Rolled Coil, dan Wire Rod. PT KS juga turut mendukung penyediaan baja untuk industri strategis.

Lalu, PT Barata Indonesia (Persero) menampilkan Airport Fueling System, Rudder Horn, dan Rubber Tyred Gantry Crane. Kemudian, PT Boma Bisma Indra yang ikut unjuk gigi melalui produknya Kondensor, Boiler Head Exchanger.

Sebagai industri pendukung, PT Barata Indonesia dan PT Boma Bisma Indra turut berperan dengan menyuplai komponen kapal dan produk sejenis lainnya. Selain itu juga menyediakan logistic support bagi industri pertahanan seperti pembangunan SPBU/SPBG tanki-tanki penyimpanan bagi camp tentara.

BUMNIS Paviliun ini pun semakin menarik untuk dikunjungi karena menampilkan Tankboat asli yang memiliki panjang 18 m yang dilengkapi Turret 105 mm, kemudian mencoba N219 Cockpit Demonstrator dan merasakan menjadi pilot dengan menerbangkan sekaligus mendaratkan N219. (Yas/Gdn)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya