Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengerahkan mobil tangki yang berfungsi sebagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bergerak, untuk menggantikan SPBU yang rusak akibat gempa Aceh berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR). Gempa itu menguncang beberapa wilayah di Aceh yaitu Bireun, Sigli, pesisir Aceh bagian utara dan timur pada Rabu pagi (7/12/2016).
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, dari hasil pendataan sementara, di Pidie Jaya terdapat tiga SPBU yang rusak akibat gempa, yaitu 14.241.413, 14.241.469 dan 14.241.483. Sebelum dioperasikan kembali, SPBU tersebut dicek aspek keamanannya.
"Saat ini dilakukan pengecekan aspek safety sebelum dapat dioperasikan kembali. Pengecekan menyeluruh dilakukan untuk memastikan SPBU dalam keadaan baik saat dioperasikan," kata Wianda, di Jakarta, Rabu (7/11/2016).
Baca Juga
Untuk memudahkan masyarakat mendapat BBM, Pertamina menyiapkan satu mobil tangki yang dilengkapi alat ukur (flowmeter). Itu berfungsi sebagai SPBU sementara untuk pelayanan BBM ke masyarakat, sambil menunggu kelayakan operasional dari sisi safety untuk tiga SPBU yang berdampak gempa Aceh.
"Pelayanan BBM juga dapat dilakukan di dekat lokasi bencana, yaitu di 14.241.406 di Pidie dan 14.241.444 Bireuen sebagai back up," ujar Wianda.
Wianda menegaskan, gempa Aceh tersebut tidak mengganggu operasional Pertamina. Seluruh fasilitas Pertamina tidak mengalami kerusakan, dan operasional berjalan normal.
Di Aceh Pertamina memiliki lima Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan satu Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
"Pengecekan segera dilakukan setelah guncangan gempa, dan tidak ditemukan kerusakan di seluruh fasilitas tersebut, yakni di TBBM Sabang, Lhokseumawe, Meulaboh, Krueng Raya dan Simeulue serta DPPU Sultan Iskandar Muda," tutur Wianda.
Advertisement