Ekonomi Indonesia Bakal Hadapi Banyak Tantangan di 2017

Selain AS, gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa juga akan berdampak pada ekonomi Indonesia di tahun depan.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Des 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2016, 20:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia akan menghadapi banyak tantangan di 2017, terutama dari sisi eksternal. Selain soal terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), pemilihan umum (pemilu) di sejumlah negara‎ Eropa juga akan mempengaruhi perdagangan Indonesia.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov mengatakan,‎ pasca terpilihnya Trump, ekonomi AS diprediksi bakal banyak mengalami perubahan. Sayangnya, perubahan tersebut mengarah pada ekonomi AS yang lebih protektif.

"Pasca terpilihnya Trump. Dari sisi fiskal as sendiri cukup agresif, dan terjadi kecenderungan deglobalisasi dan pengaruh ke perdagangan Indonesia," ujar dia dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (18/12/2016).

Hal lain yang bakal menjadi tantangan bagi ekonomi Indonesia, lanjut Abra, keinginan Trump yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS di tahun depan dinilai akan membuat lebih banyak dana yang ditarik kembali ke Negara Adidaya tersebut. Hal ini akan menimbulkan potensi arus modal keluar yang lebih besar di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Capital outflow menuju AS. Ketika Trump akan mendongkrak ekonomi AS, salah satu cara yg paling mungkin adalah dengan penambahan utang. Dan pada akhirnya akan menarik dana negara berkembang keluar ke AS. Pada akhirnya yeild obligasi pemerintah Indonesia akan meningkat dan akan jadi beban tambahan untuk fiskal Indonesia," jelas dia.

Selain AS, gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa juga akan berdampak pada ekonomi Indonesia di tahun depan. ‎Setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan hasil referendum Italia, pada tahun depan akan ada pemilu di dua negara yang menjadi mitra dagang Indonesia, yaitu Jerman dan Perancis. Hal ini juga berpotensi mengganggu perdagangan Indonesia di 2017.

"Stabilitas Uni Eropa ke depan. Pasca Brexit stabilitas rupiah mulai tergoncang. Referendum Italia, di Italia saja rakyatnya menolak pemerintahnya untuk melakukan reform fiskal. Dan ada pemilu di Jerman dan Perancis. Ada kelompok nasionalisme baru yang menghendaki masing-masing negara keluar dari Uni Eropa, akhirnya memengaruhi ekonomi global termasuk investasi dan perdagangan Indonesia," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya