Uang Rupiah Baru Belum Jadi Alat Transaksi di Masyarakat

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memprediksi uang rupiah baru akan beredar luas di masyarakat dalam 3 bulan ke depan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 26 Des 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 12:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Usai meluncur sepekan lalu, keberadaan uang rupiah pecahan baru belum merata di masyarakat. Kalaupun memilikinya, masyarakat masih enggan membelanjakan karena memilih untuk menyimpan uang rupiah baru tersebut.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memprediksi uang rupiah baru akan beredar luas di masyarakat dalam 3 bulan ke depan.

Seperti diungkapkan pedagang di pasar tradisional Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang mengaku hingga kini belum menerima transaksi dengan uang rupiah pecahan emisi 2016 tersebut.

Hadi Sukarto (48), pedagang Pasar Kebayoran Lama Jakarta, mengaku belum ada konsumen yang membayar atau bertransaksi dengan uang baru padanya.

"Belum ada ke pasar belanja duit baru. Di simpan dulu paling," kata dia kepada Liputan6.com, di Pasar Kebayoran Lama Jakarta, Senin (26/12/2016).

Namun, dia mengaku sempat melihat uang baru itu. Dia menilai, uang rupiah baru tersebut memiliki desain yang unik.

"Tapi istri saya dapat itu yang Rp 20 ribu. Jadi kayak mainan anak-anak gitu. Ada yang persis gitu," ujar dia.

Tak hanya itu, dia berkomentar uang baru ini lebih lebar dibanding uang lama. Pasalnya, desain uang itu tak memiliki pembatasan di pinggirannya.

"Karena nggak ada pinggirnya keliatan lebih luas," ujar dia.

Senada, pedagang lain Antono mengaku, belum melihat atau menerima uang tersebut.

Dia mengaku hanya melihat uang tersebut dari berita yang tersebar di media. "Belum lihat, tapi kayaknya mirip duit China ya," ujar dia.

Akan tetapi, dia mengapresiasi keberadaan baru itu. Terlebih, pada uang baru menampilkan tokoh pahlawan dari ujung Barat sampai Timur Indonesia.

"Yang penting berjasa untuk negara nggak penting golongan, apapun itu," tandas dia. (Amd/Nrm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya