Kementan Klaim Mampu Tekan Impor Beras Meski RI Terlanda El Nino

Pada 1998, dengan jumlah penduduk 201,54 juta jiwa, Indonesia kmengimpor beras sebesar 7,10 juta ton akibat el nino.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Des 2016, 20:53 WIB
Diterbitkan 29 Des 2016, 20:53 WIB
Impor Beras
Impor Beras

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan kebijakan impor beras dalam beberapa tahun terakhir cukup terkendali. Padahal Indonesia dilanda cuaca ekstrem khususnya pada 2015 dan 2016.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Agung Hendriadi mengatakan, ‎Indonesia pernah terkena dua kali El Nino yang tergolong parah yaitu pada 1998 dengan kekuatan 2,53 °c dan pada ‎2015 dengan kekuatan‎ 2,95 °c.

Pada 1998, dengan jumlah penduduk 201,54 juta jiwa, Indonesia kemudian harus mengimpor beras sebesar 7,10 juta ton.

"Sementara jika dibandingkan dengan El Nino 2015 dengan kekuatannya lebih kuat dibanding 1998 yakni sebesar 2,95 °c dan jumlah penduduk 255,44 juta jiwa, Indonesia hanya mengimpor beras sebesar 1,15 juta ton," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Demikian juga saat terjadi La Nina di 1999 dengan kekuatannya 1,92 °c dan jumlah penduduk 204,78 juta jiwa, Indonesia mengimpor beras sebanyak 5,04 juta ton.

Namun, saat La Nina 2016 dengan jumlah penduduk 258,48 juta jiwa, Indonesia tidak melakukan impor beras medium. "Padahal La Nina 2016 lebih kuat dibanding 1999 yakni 0,72 °c," kata dia.

‎Menurut Agung, hal ini karena ada program Upaya Khusus (Upsus) dilakukan oleh Kementan dalam 2 tahun terakhir. Dengan demikian, meski muncul cuaca ekstrem dan berpotensi mengganggu sektor pertanian, namun untuk kebutuhan pangan nasional masih bisa dipenuhi dari dalam negeri.

"Apabila tidak ada Upsus, maka dengan esktrapolasi semestinya di tahun 2015 hingga 2016 Indonesia impor beras 16,8 juta ton. Akan tetapi, berkat adanya program Upsus, tahun 2016 tidak ada impor beras (medium)," tandas dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya