Diterjang Banjir, Aceh Tetap Jalankan Program Tanam Padi

Meskipun terjadi musibah banjir di Aceh Jaya, pemerintah tetap menjalankan program percepatan tanam padi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Des 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2016, 09:00 WIB
Padi
Meskipun terjadi musibah banjir di Aceh Jaya, pemerintah tetap menjalankan program percepatan tanam padi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong terwujudnya swasembada beras. Meskipun terjadi musibah gempa di Pidie Jaya, Biereun dan Pidie serta banjir di Singkil, Aceh Barat, Aceh Jaya, pemerintah tetap menjalankan program percepatan tanam padi di Aceh. 

Staf Ahli Menteri Pertanian Mukti Sardjono menjelaskan, Aceh Jaya merupakan salah satu kabupaten yang luas tanamnya berhasil melebihi target pada musim tanam tahun ini. Melihat kenyataan tersebut Kementerian Pertanian pun semakin berkomitmen untuk terus membantu dengan memberikan bantuan baik berupa alat mesin pertanian dan sarana produksi lainnya.

Sejauh ini, Aceh Jaya telah mendapat bantuan traktor roda dua 49 unit, traktor roda empat 1 unit, pompa air 7 unit, hands prayer, dan bantuan benih. “Saya mengharapkan bantuan yang diberikan dapat menjadi pendorong peningkatan luas tanam dan produksi padi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” kata Mukti seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (16/12/2016).

Bupati Aceh Jaya Azhar Abdurrahman pun meminta kepada kementerian untuk terus memberikan dukungan ke sektor pertanian di Aceh. "Kami berharap Kementerian Pertanian tetap dapat memberikan perhatian ke kegiatan sektor pangan di Aceh Jaya karena sektor pangan merupakan sumber utama pendapatan masyarakat Aceh Jaya” ujar Azhar.

Selain itu Azhar berharap Kementerian Pertanian dapat memberikan pembinaan yang baik kepada petani agar kesejahteraannya meningkat. “Kami menyadari bahwa dalam memberikan pemahaman dan pembinaan teknologi yang baru kepada petani itu butuh ketelatenan dan kesabaran misalkan pentingnya menaman padi dua kali dalam setahun, “ lanjut dia.

Dengan penerapan teknologi menanam padi dua kali dalam setahun, bila petani mendapatkan hasil produksi beras lima ton per hektare dengan 2 kali panen dan harga beras Rp. 5.000 per kg, maka petani mendapatkan pendapatan Rp 50 juta per tahun.

 Staf Ahli Menteri Pertanian Mukti Sardjono bersama Bupati Aceh Jaya, Kepala Dinas Pertanian Prop. Aceh, Danrem 012/Teuku Umar, Dandim 0114/Aceh Jaya melakukan gerakan percepatan tanam padi.

Sebelumnya pada 28 Oktober 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen tidak ada impor beras hingga akhir 2016. Persediaan beras nasional dirasa mencukupi hingga Mei 2017.

"Saya pastikan sampai akhir tahun tidak ada impor. Saya sudah sampaikan tahun yang lalu, September-Oktober hanya 1,030 juta ton. Sekarang (persediaan) 1,980 juta ton," tegas Jokowi.

Jokowi menyatakan peningkatan hasil panen tidak lepas dari peran benih unggul serta ketersediaan air yang terpenuhi. "Yang pertama memang tahun ini memang air melimpah. Yang kedua saya kira penggunaan-penggunaan benih-benih unggul ini juga memberikan hasil yang baik," imbuh dia.

Namun, hasil panen yang melimpah tidak lantas menjadikan pemerintah ekspor beras ke negara lain. Pemerintah akan fokus menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen nasional.

"Pemerintah tidak akan ekspor beras untuk saat ini. Saya kira kita lebih baik memperbesar stok dulu baru kita berbicara masalah ekspor," ucap dia. (Gdn/Ndw)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya