Ini Hasil Kinerja di Sektor Infrastruktur Sepanjang 2016

Kementerian Pekerjaan Umum telah serap anggaran 2016 sebesar 90,76 persen hingga 4 Januari 2017.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jan 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 20:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau Kementerian PUPR tercatat mencapai sejumlah target program infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah.

Hal ini ditandai dengan diresmikannya sejumlah infrastruktur dan ditandatanganinya kontrak pelaksanaan pekerjaan pembangunan infrastruktur yang dimulai pada 2016.

Tugas utama Kementerian PUPR yaitu membangun infrastruktur pengelolaan sumber daya air (SDA) untuk mendukung ketahanan air dan pangan, pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung konektivitas antar daerah, penyediaan perumahan dan pengembangan kawasan permukiman.

1. Ketahanan Air dan Pangan

Dalam mendukung ketahanan air dan pangan, tercatat pada 2016 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) SDA telah menyelesaikan pembangunan tujuh infrastruktur pengelolaan SDA diantaranya Bendungan Payaseunara di  Aceh.

Kemudian Bendungan Teritip di Kalimantan Timur, Daerah Irigasi (D.I) Karau di Kalimantan Tengah, DI. Selingsing (Bendung Pice Besar) di Bangka Belitung, Bendung Gerak Sembayat di Jawa Timur dan penyediaan air baku mendukung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Bregas di Jawa Tengah.

Sementara untuk pembangunan bendungan baru, Kementerian PUPR berhasil mencapai target 2016 yaitu memulai pembangunan delapan bendungan baru yang ditandai dengan ditandanganinya kontrak pekerjaan pembangunan.

Kedelapan bendungan tersebut di antaranya Bendungan Way Sekampung di Lampung, Bendungan Ciawi, Bendungan Leuwikeris, Bendungan Cipanas, dan Bendungan Sukamahi di Jawa Barat, Bendungan Kuwil Kawangkoan di Sulawesi Utara, Bendungan Ladongi di Sulawesi Tenggara serta Bendungan Napun Gete di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan dibangunnya delapan bendungan tersebut diproyeksikan dapat menambah jumlah tampungan air untuk keperluan irigasi dengan total volume sebesar 368,44 juta meter kubik untuk mengairi lahan irigasi sebesar 34,574 hektar.

Selain untuk keperluan irigasi, pembangunan delapan bendungan dengan total biaya sekitar Rp 9,8 triliun tersebut juga diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 9,08 meter kubik per detik, memenuhi kebutuhan listrik sebesar 20,56 megawatt, dan mereduksi banjir sebanyak 1,595 meter kubik per detik.

"Kementerian PUPR sudah memiliki program membangun 49 bendungan untuk lima tahun ini yang lokasinya tersebar di berbagai provinsi," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Basuki mencontohkan, Bendungan Kuwil yang merupakan salah satu dari delapan bendungan yang dikontrak pada 2016 ditargetkan selesai pada 2019. Kementerian PUPR juga telah mulai membangun 13 bendungan pada 2015, dan 2017 akan membangun sembilan bendungan.

Konektivitas

2. Konektivitas

Sementara untuk dukungan konektivitas, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga pada 2016 telah menyelesaikan pembangunan jalan tol sepanjang 68 kilometer, antara lain jalan tol Krian-Mojokerto sepanjang 18,5 kilometer, jalan tol Pejagan-Pemalang seksi I dan II sepanjang 20,2 kilometer dan jalan tol Kertosono-Mojokerto seksi III sepanjang 5 kilometer.

Secara keseluruhan dalam 2 tahun (2015-2016) panjang jalan tol bertambah 176 kilometer dan secara akumulatif akan bertambah hingga 400 km pada akhir 2017 ini.

Untuk pembangunan jembatan, tercatat Kementerian PUPR menyelesaikan pembangunan jembatan dengan total sepanjang 9.098 meter salah satunya adalah pembangunan Jembatan Layang (flyover) Antapani di Bandung, Jawa Barat sepanjang 700 meter. Pembangunannya hanya memakan waktu enam bulan dengan teknologi struktur baja bergelombang atau corrugated mortar Pusjatan (CMP), yang pertama dibangun di Indonesia.

Jembatan lainnya yang berhasil diselesaikan pada 2016 antara lain Jembatan Sigandul di Jawa Tengah sepanjang 100 meter, Jembatan Tayan di Kalimantan Barat sepanjang 1.420 meter dan Jembatan Merah Putih di Maluku sepanjang 1.140 meter.

Pada 2016 lalu, tercatat Kementerian PUPR juga telah memulai pembangunan jalan dan jembatan baru diantaranya Jalan Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 kilometer, Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 75 kilometer, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 135 kilometer dan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 474 meter.

Beberapa jalan tol lainnya juga telah dilakukan penandatangan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) di akhir 2016 ini, di antaranya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) sepanjang 36,84 km dan jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sepanjang 38,29 km. Kedua jalan tol ini membantu meningkatkan pelayanan jalan tol dengan memecah kemacetan yang terjadi pada ruas masing-masing.

"Saya kira manfaatnya masing-masing jalan tol yaitu diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitarnya, terutama memperlancar distribusi yang dapat mengurangi biaya logistik secara ekonomis," kata dia.

Perumahan

3. Perumahan dan Permukiman

Di bidang perumahan, Kementerian PUPR di 2016 mencatat capaian Program Satu Juta Rumah yang mencapai angka 805.169 unit rumah. Berdasarkan data yang dimiliki Ditjen Penyediaan Perumahan, untuk pembangunan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) mencapai angka 569.382 unit. Sedangkan rumah non MBR terbangun sebanyak 235.787 unit rumah.

Basuki menerangkan, adanya peningkatan jumlah capaian pembangunan rumah di 2016 lalu diharapkan dapat terus memacu pembangunan rumah di Indonesia. Selain pasar perumahan yang terbuka cukup luas, pemerintah pun terus mendorong peran serta aktif dari para pemangku kepentingan bidang perumahan untuk mendukung Program Satu Juta Rumah ini.

"Jika tahun 2015 lalu jumlah capaian Program Satu Juta Rumah sekitar 700 ribuan unit dan 2016 ini mencapai lebih dari 800 ribu unit atau 805.169 unit rumah, maka tahun 2017 ini kami lebih optimis program ini bisa terus ditingkatkan. Apalagi kebutuhan rumah bagi masyarakat di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya," tambah basuki.

Kementerian PUPR pada 2016 juga telah memulai tugas khusus untuk membangun Wisma Atlit di Kemayoran dan Jakabaring (Sumsel) sebagai persiapan menyambut ASIAN Games pada 2018 dan ditargetkan selesai tahun ini.

Sementara untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya berhasil menyelesaikan pembangunan  SPAM yang tersebar di sejumlah daerah, yakni SPAM Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di Jawa Tengah, SPAM Mataram, SPAM Pontianak Tahap 1.

Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya pada 2016 lalu juga mendapatkan tugas khusus untuk melakukan rehabilitasi sejumlah bangunan penting di Indonesia, yakni rehabilitasi venue olahraga Gelora Bung Karno yang diperuntukkan untuk ASIAN Games 2018 dan menyelesaikan perbaikan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang semuanya berhasil rampung pada Desember 2016.  

Pembangunan PLBN, kata Basuki, dilakukan sebagai negara besar, Indonesia harus mengelola perbatasan dengan baik. "PLBN tidak hanya pos perbatasan, tapi dibalik itu kita ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi di perbatasan," ungkap dia.

Kementerian PUPR juga akan melanjutkan pengembangan kawasan perbatasan setelah selesainya bangunan PLBN yang disebut sebagai tahap I. Untuk tahap II akan dibangun mess pegawai, asrama, pasar yang dimulai Desember 2016 dan akan selesai tahun 2017.

"Kita akan bangun pasar di 7 PLBN tujuannya untuk menciptakan kegiatan ekonomi di perbatasan sehingga penduduk dari negara seberang juga bisa membeli barang dari negara kita," ungkap Basuki.

Tercatat Kementerian PUPR juga melakukan revitalisasi di Istana Kepresidenan Bogor, Penataan Kawasan Strategis di Keraton Mangkunegara Jawa Tengah dan Keraton Kasunanan Solo Jawa Tengah serta bangunan pendukung Kebun Raya di Banua, Batu Raden dan Cibodas.

Penyerapan Anggaran

Sementara untuk penyerapan anggaran Kementerian PUPR Tahun  2016 per 4 Januari 2017 mencapai 90,76 persen untuk progres keuangan dan 96,40 persen untuk progres fisik dari pagu efektif Kementerian PUPR pada 2016 sebesar Rp 91,21 triliun. Diperkirakan progres keuangan akan mencapai 92 persen karena saat ini proses input oleh satuan kerja PUPR masih belum selesai.

Membangun infrastruktur membutuhkan proses dan waktu yang tidak singkat. Untuk itu dengan kerja keras dan integritas tinggi, Kementerian PUPR optimistis target yang dicanangkan dalam RPJMN dan Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 dapat dicapai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya