Pemerintah Benahi Kampung Beting di Kalbar

Pemerintah membenahi kawasan pesisir atau nelayan di Kampung Beting, Bengkulu dan Tegal.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 21 Des 2016, 12:45 WIB
Diterbitkan 21 Des 2016, 12:45 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Pemerintah membenahi kawasan pesisir atau nelayan di Kampung Beting, Bengkulu dan Tegal.

Liputan6.com, Pontianak - Kampung Beting menjadi salah satu kawasan pesisir yang dibenahi oleh pemerintah. Letaknya berada di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono berkunjung ke Kampung Beting pada Selasa 20 Desember 2016.

Basuki Hadimuljono berkunjung ke Kampung Beting adalah untuk melihat pengerjaan penataan kawasan pemukiman pinggir sungai di Kampung Beting.

"Pembangunan di kawasan ini sebagai perbaikan kawasan pesisir atau nelayan. Jadi, ada tiga kota yang kita benahi yakni di Kampung Beting ini, Bengkulu, dan Tegal," kata Basuki Hadimuljono.

Basuki Hadimuljono mengakui, hampir sebagian besar kawasan nelayan atau tepi air masih terlihat kumuh.  Pembangunan kawasan Kampung Beting diharapkan tertata rapi.

"Desain pembangunan kawasan Kampung Beting ini langsung dikerjakan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Targetnya 2019 akan selesai. Tapi setelah melihat hasilnya, kita akan percepat dengan target 2018 selesai," ucap Basuki Hadimuljono.

Kota Pontianak, kata Basuki Hadimuljono adalah salah satu dari sekian banyak kawasan pesisir yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, tertatanya Kampung Beting tentu menjadi percontohan dalam pengembangan kawasan tepi air tersebut.

"Kawasan tepi air atau pesisir tak harus kumuh. Karena bisa ditata dengan baik," ujar Basuki Hadimuljono.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyebut, penyelesaian penataan Kampung Beting yang semula diselesaikan 2019 akan dipercepat menjadi 2018.  Selain di Kampung Beting, ada juga kawasan Tambelan Sampit yang juga ditargetkan 2018 tuntas.

"Di kawasan Tambelan Sampit, lantai di sepanjang pinggir sungai harus ada material yang mengandung nilai artistik, tidak hanya semen biasa.  Kami juga akan mempertahankan geretak kayu tetap ada, tidak boleh dibongkar," kata Sutarmidji. (Raden AMP)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya