Luhut Tantang Penyebar Isu Adanya Serbuan Pekerja China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, isu serbuan pekerja China ke Indonesia sama sekali tidak benar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Jan 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2017, 11:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menantang pihak yang sembarang bicara tentang serbuan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China. Luhut menantang penyebar isu adanya serbuan pekerja China ke Indonesia untuk membuktikan tuduhan yang tak berdasar tersebut.

Luhut menegaskan, isu serbuan pekerja China ke Indonesia sama sekali tidak benar. Selama ini dirinya telah mencoba membuktikan isu tersebut tetapi pada kenyataannya tak ada.

Oleh karena itu, jika memang ada dugaan dari pihak lain mengenai serbuan pekerja asing tersebut maka pihak tersebut sendiri yang harus membuktikan dengan menggunakan data, tidak hanya berdasarkan perasaan.

"Isu buruh China itu sama sekali tidak benar. Berkali-kali saya sampaikan, kalau punya data ya sampaikan, jangan pakai perasaan," kata Luhut, seperti yang dikutip di Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Luhut pun mengimbau agar semua pihak tidak ikut-ikut menyebar luaskan informasi tidak benar terkait serbuan TKA Asal Tiongkok, sebelum bisa membuktikan kebenaran data. 

"Jangan sok terlalu nasionalislah, jangan ngomong di sosmed saja, kita pergi. Kalau dia ngomong benar saya cium tangan dia," ujar Luhut sambil bergurau.

Luhut telah mengirim tim untuk memastikan keberadaan pekerja China ilegal di sejumlah daerah tetapi terbukti tidak benar. "Misal Semen Merah Putih. Kami kirim tim, ternyata tidak benar," tuturnya‎.

Sedangkan pada proyek di Morowali memnag terdapat pekerja asal China tetapi hanya berperan saat pembangunan karena menguasai teknologinya, setelah pembangunan rampung pekerja tersebut kembali ke negaranya.

"Morowali memang awal ada angka buruh Tiongkok lebih bayak, tapi setelah proyek selesai mereka pulang. Itu karena teknologi dikuasai mereka," jelasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya