Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong utama kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar AS yang cukup dalam.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (18/1/2017), harga emas untuk pengiriman Februari ditutup naik 1,4 persen ke level US$ 1.212,90 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Angka penutupan tersebut merupakan angka penutupan tertinggi sejak 22 November lalu.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Pendorong kenaikan harga emas ini karena pelemahan dolar AS akibat kekhawatiran lanjutan dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Sebelumnya perdana menteri Inggris Theresa May menyatakan bahwa dirinya akan menjalankan hasil referendum warga Inggris yang dilakukan pada tahun lalu. Artinya, Inggris akan benar-benar tidak akan mematuhi aturan keimigrasian dan juga tidak akan tunduk dengan yuridiksi Uni Eropa.
Hal tersebut tentu saja akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Inggris, Eropa dan dunia. Muncul keragu-raguan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan kembali terhambat.
Ketidakpastian tersebut mendorong kenaikan harga emas. Investor mulai memburu aset yang nilai investasinya stabil di saat sedang terjadi tekanan terhadap perekonomian.
"Komentar-komentar mengenai Uni Eropa ini membuat ketidakpastian bagi investor," jelas Managing Director RBC Capital Markets, George Gero. Orang-orang mulai memburu aset-aset safe haven. (Gdn/Ndw)