Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masa ekonomi dan geopolitik yang penuh tantangan, investor bertaruh pada emas karena kemampuannya menyimpan nilai.
Melansir CNBC International, Senin (20/1/2025) harga emas mencapai rekor tertinggi pada 2024, dengan beberapa analis memperkirakan logam mulia itu bisa mencapai kisaran USD 3.000 atau Rp 49 juta per ons pada akhir tahun 2025.
Baca Juga
Adapun editor TheGoldForecast.com, Gary Wagner memperkirakan ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi harga emas di luar ekspektasi pasar.
Advertisement
Faktor-faktor itu termasuk tarif baru yang diusulkan oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump, dan ketidakpastian geopolitik yang terus-menerus. Namun, lonjakan itu juga dikaitkan dengan lonjakan penambangan emas ilegal.
"Apa yang kami temukan selama studi yang kami terbitkan adalah lebih dari 435 metrik ton emas diselundupkan keluar dari Afrika pada tahun 2022," kata Marc Ummel, kepala unit bahan baku di Swissaid.
"Jika dikaitkan dengan harga emas saat ini, ini setara dengan nilai lebih dari USD 36 triliun," ungkapnya.
Penambangan ilegal skala kecil, di Ghana dikenal sebagai galamsey, menyediakan mata pencaharian dan dorongan informal bagi ekonomi negara di kawasan Afrika Barat itu. Hal itu juga terkait dengan kerusakan lingkungan dan penyakit.
Di Afrika Selatan, setidaknya 87 penambang emas ilegal dilaporkan tewas ini setelah mereka terjebak di tambang emas terbengkalai di barat daya Johannesburg, menurut laporan The Associated Press.
Harga Emas Antam Cetak Level Termahal Sepanjang Sejarah
Diwartakan sebelumnya, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam)Â sempat mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah pada Jumat, 17 Januari 2025. B
erdasarkan data dari laman resmi Logam Mulia Antam, harga emas murni 24 karat kini dijual pada level Rp1.594.000 per gram, naik Rp17.000 dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini menandai momentum penting bagi pasar logam mulia di Indonesia.
Selain harga jual yang melambung, harga beli kembali atau buyback juga menunjukkan kenaikan serupa. Saat ini, harga buyback emas Antam mencapai Rp1.440.000 per gram. Lonjakan ini memberikan sinyal positif bagi para pemegang emas sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Dalam tujuh hari terakhir, harga emas Antam menunjukkan tren bullish yang signifikan. Harga bergerak dari level Rp1.546.000 per gram hingga mencapai Rp1.594.000 per gram pada Jumat ini.
Tren ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek logam mulia, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, pergerakan harga juga dipengaruhi oleh lonjakan permintaan di dalam negeri menjelang tahun baru Imlek.
Menurut data, pergerakan harga emas dalam sebulan terakhir juga memperlihatkan kenaikan stabil, dengan rentang Rp1.505.000 hingga Rp1.594.000 per gram. Hal ini menunjukkan bahwa harga emas saat ini bukanlah lonjakan sesaat, melainkan tren jangka menengah yang berpotensi berlanjut.
Advertisement
Rincian Harga Emas Antam Berdasarkan Berat
Logam mulia Antam tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. Berikut rincian harga emas Antam pada Jumat (17/1/2025):
0,5 gram: Rp847.000
1 gram: Rp1.594.000
5 gram: Rp7.745.000
10 gram: Rp15.435.000
100 gram: Rp153.612.000
1.000 gram: Rp1.534.600.000
Variasi ukuran ini memberikan fleksibilitas bagi investor untuk memilih sesuai kebutuhan dan anggaran. Harga emas yang stabil pada berbagai pecahan ini juga mencerminkan kepercayaan pasar terhadap produk Antam.
Prediksi Harga Emas Jelang Pelantikan Donald Trump, Siap-Siap Meroket
Sebelumnya, harga emas akan mengalami penurunan terakhir, sebelum kembali mempercepat kenaikan menuju rekor tertinggi baru pada 2025.
Gary Wagner, editor TheGoldForecast.com memperkirakan, beberapa faktor dapat memengaruhi harga emas di luar ekspektasi pasar. Termasuk tarif baru yang diusulkan oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump, dan ketidakpastian geopolitik yang terus-menerus.
Harga emas dunia telah mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Melonjak sekitar USD 500 per ons dalam dua kejadian terpisah.
Wagner mengatakan, jika emas mengalami penurunan hingga USD 2.600 dan kemudian naik sebesar USD 400, emas dapat mencapai USD 3.000 pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Ia lantas memberi contoh tren fluktuasi harga emas di beberapa tahun sebelumnya.
"Saya melihat emas tidak hanya mencapai USD 2.800, tetapi angka saya telah mencapai sekitar USD 2.900, dengan level tertinggi USD 3.000. Yang menjadi dasar saya adalah berbagai tahapan kenaikan," kata Wagner dilansir dari laman Kitco News, Senin (20/1/2025).
"Pada Oktober 2023, harga emas hanya di bawah USD 2.000, dan dari sana naik ke USD 2.535. Jadi, kira-kira USD 500 (kenaikannya). Kemudian, terjadi koreksi, dari USD 2.380, naik ke USD 2.800. Jadi kita melihat kenaikan USD 500, dan kemudian kita melihat kenaikan USD 400," terangnya.
Di sisi lain, Goldman Sachs merevisi perkiraan harga emasnya pada awal tahun ini. Memundurkan prediksinya sebesar USD 3.000 per ons dari 2025 ke pertengahan tahun 2026. Bank investasi tersebut memperkirakan emas akan mencapai USD 2.910 per ons pada akhir 2025.
Â
Â
Advertisement